Kamis, 31 Oktober 2013

Myth and Fact About Halloween #Part 1

Kostum menakutkan, lampion dengan wajah menyeringai, serta pernik-pernik yang dominan dengan warna orange dan hitam, menjadi salah satu simbol, perayaan Halloween di berbagai negara. Konon, pembatas roh dengan manusia, terbuka. Kini tradisi yang sudah diadopsi menjadi acara seru-seruan di berbagai tempat, termasuk sebagian masyarakat Indonesia ini, tidak begitu menakutkan lagi. Benarkah dulu, roh-roh itu gentayangan mengganggu?

Tradisi All Hallows Eve (Halloween), asalnya dari orang-orang Irlandia yang berimigrasi ke Amerika Serikat. Anak-anak biasa mengenakan kostum seram, seperti drakula atau Jason, lantas berkeliling ke sekitar kompleks rumah mereka buat meminta permen. Mmm…pantas saja, kita sering melihat dalam film, beberapa bocah dengan membawa keranjang tempat kue, berkeliling sambil meneriakkan, “Trick or treat!” ke setiap pemilik rumah yang mereka gedor pintunya. Lantas, sang tuan rumah dengan sukarela, musti memberikan kue kering atau permen dengan bungkus warna warni, seperti oranye, hitam dan coklat. Kabarnya, bila ingin selamat dari tulah tuh…

Kepercayaan berkeliling itu diadopsi dari kebiasaan masyarakat Eropa sekitar abad ke sembilan, ketika menyambut Soul Day. Biasanya tiap tanggal 2 November, para pengemis yang berjalan dari desa ke desa meminta soul cake yang berupa potongan roti berisi currant atau anggur manis. Mereka menganggap roti ini sebagai bayaran agar para pengemis itu mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal.

Kini, bukan hal aneh lagi, bila acara yang biasa dilakukan masyarakat negara adikuasa tiap malam tanggal 31 Oktober itu, sudah menjadi tradisi di berbagai belahan dunia, seperti Kanada, Amerika Latin, Britania Raya, Australia, Swedia, Bahama, dan Jepang. Bahkan di Indonesia, meski tidak sedetail perayaan di negara-negara Eropa, banyak kafe, mall, hotel, dan sekolah internasional mengemas Halloween Night atau Halloween Party lengkap dengan pesta kostum, kembang api, serta menyediakan pernik-perniknya, seperti Jack O’Latern atau buah labu berukir wajah yang menyeringai.

Menurut legenda dari Irlandia, ada petani licik, jahat dan kikir yang suka mengecoh iblis, serta sesamanya. Hingga ketika meninggal, Jack nama petani itu arwahnya gentayangan. Bukan hanya surga yang menolaknya, neraka pun bahkan tidak menyediakan tempat buat laki-laki ini. Melihat Jack yang kebingungan berjalan dalam kegelapan karena tidak tahu kemana arah tujuannya, iblis memberikan sebatang lilin yang ditempatkan dalam buah sejenis lobak, buat penunjuk jalannya.

Buah lobak ini ternyata tidak banyak ditemukan di negara-negara selain Irlandia. Masyarakat pun menggantinya dengan buah labu yang berwarna orange. Nggak heran, tradisi halloween awalnya identik dengan warna hitam dan orange, meski kini mulai beragam warna, seperti ungu, hijau dan merah. Beberapa karakter setan dan iblis dari budaya barat, seperti penyihir, kelelawar, burung bangkai, kucing hitam, zombie, mummy, tengkorak dan laba-laba, kini juga diadopsi menjadi pernik-pernik yang meramaikan Halloween Night. Selain dua tokoh film horor klasik, seperti Drakula dan Frakenstein yang selalu ada…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar