Rabu, 19 Juni 2013

Chapter 32 - LoLieST

FELICIA VS ELIZABETH

Masing – masing anak (tingkat 1 maupun 2) mempersiapkan diri menjelang class meeting, mengasah bakat masing – masing, dengar – dengar ketua kelas 1 dan 2 serta panitia lomba merahasiakan lomba apa saja yang akan diadakan..
So, kami semua harus mempelajari dan mengasah kemampuan di segala bidang olahraga (wow.. pasti capek tuhh !!)
Nah, kalau yang ngisi acara di pensi atau konser, lain lagi urusannya, mereka harus bener – bener ngasah skill musik, vokal, theater, dll. Supaya bisa lolos seleksi tentunya..
Nah ini adalah cerita tentang persiapan Felicia dan Elizabeth, 2 jenius musik di St. Theresa menjelang konser hebat yang akan di adakan
Melodi lembut terdengar dari sebuah piano tua St. Theresa yang ada di ruang kesenian, seorang gadis duduk di sana, memainkan piano itu, siapa lagi kalau bukan Felicia ? si jenius musik di bidang piano..
Felicia memang sangat senang bermain piano, piano dan musik adalah sebagian dari hidupnya.. ada kejadian, 1 minggu lalu, pada malam hari, St. Theresa di kejutkan oleh suara piano yang tiba – tiba berbunyi.. seluruh anak tingkat 2 langsung pergi ke asal suara itu.. asalnya dari ruang kesenian.. saat kami menjenguk ke dalam, dan menyalakan lampu, kami terkejut melihat Felicia duduk di sana, memainkan lagu Minuet in D (Bethoven) tapi masih dalam keadaan tertidur, semua anak – anak tingkat 2 terheran – heran menyaksikan itu,, setelah ia selesai, ia membungkukkan badan, memberi hormat, lalu kembali ke kamar.. kami yang masih terheran – heran di tinggalkannya begitu saja..
“apa dia benar – benar bermain piano dalam keadaan tidur ?” pertanyaan itu ada di setiap kepala anak – anak tingkat 2
Yang lebih membuat binggung, saat keesokan hari, kami memuji dia karena kejeniusannya memainkan Minuet in D, tapi ia mengaku belum menguasai lagu itu sepenuhnya.. tapi kemarin ia benar – benar melakukannya, memainkan lagu itu tanpa kesalahan sedikit-pun.. ia juga mengaku tidak ingat kejadian kemarin malam, semuanya berjalan begitu saja..
“all right, aku dapat memainkan lagu ini di konser” katanya sambil tertawa bahagia
“belakangan ini skill ku meningkat, tapi sayang piano kesayangan ku di rumah” katanya sedih. Ia teringat piano putih kesayangannya yang ia tinggalkan di rumah
Ia melanjutkan permainan pianonya, di tengah – tengah keasyikannya, tiba – tiba..
‘krett..’ pintu ruang kesenian terbuka, seorang gadis berambut coklat berdiri di sana, membawa biolanya.. siapa dia ? Ya Elizabeth, si jenius musik di bidang biola
“hah.. Felicia, apa yang kau lakukan di sini ?” tanya Elizabeth
“apa kau tidak lihat ? tentu saja aku sedang berlatih untuk konser” jawab Felicia
“ohh,, aku juga ingin berlatih,, hmm jadi bisakah kau keluar ?”katanya sopan sambil tersenyum
“bagaimana kalau kita berlatih bersama ?” usul Felicia sambil membalas senyuman Elizabeth
“aku rasa percuma, itu hanya akan menggangu kejeniusan dan konsentrasiku”
“apa maksudmu ? kau kira aku pengganggu ? biar ku beri tau ya,, aku sudah duluan di sini,, lagipula ini ruang kesenian, semua orang boleh berlatih di sini”
“sudah ku duga kita akan bertengkar”
“kau yang memancing emosi ku,, dengan mengatakan aku pengganggu”
“maaf, aku tidak bermaksud menyinggungmu, aku hanya minta kau keluar, agar aku dapat berlatih , aku butuh ketenangan”
“haa.. okey biar ku jelaskan kronoligisnya,, aku sedang berlatih, tiba – tiba kau muncul dan menyuruhku keluar dengan mengatakan aku pengganggu.. aku sudah berbaik hati mau mengajakmu berlatih bersama, tapi kau bersih keras menolak ajakanku.. mau mu apa sih ? kau fikir permainan biola mu hebat dan dapat menandingi kejeniusanku bermain piano ?”
“tentu saja,, permainan biolaku jauh lebih indah,, aku rasa dua orang yang berlatih di satu ruangan itu tidak baik, apalagi dengan lagu yang berbeda,, terutama untuk orang sepertiku, itu akan sangat mengganggu”
“apa kau kira aku menyukai kehadiranmu di sini ? semuanya baik – baik saja sampai kau datang,, dan itu membuktikan siapa pengacau sebenarnya”
“yaa,, terserah apa katamu.. permainan biola ku jauh lebih baik”
“permainan piano ku yang terbaik !!”
“biola”
“piano”
“biola”
“piano”
“biola”
“terserah,, buang – buang waktu berdebat denganmu”
Lalu Felicia mulai memainkan piano itu lagi
“ya,, terserah”
Di sambung Elizabeth dengan permainan biolanya. Lama kelamaan suara piano dan biola memenuhi ruangan itu, bahkan semakin keras dan semakin keras, karena mereka saling bersain, tidak ada yang mau mengalah
“stop..stop..stop !! kalian nih apa – apaan sih ?” bentak Ms. Melody yang langsung menggebrak pintu, karena tak tahan lagi mendengar keduanya bersaing..
“aduh,, anak – anak kalian baru masuk udah bikin masalah” Matron yang kebetulan lewat ikut – ikutan nimbrung
“maaf Miss” kata keduanya sambil tertunduk
“sekarang katakan apa yang sebenarnya terjadi !!” perintah Ms. Melody
“saya sedang berlatih untuk konser, tiba – tiba Elizabeth masuk, ia menyuruh saya keluar dan mengatakan bahwa saya pengganggu, saya sudah mengajak dia untuk berlatih bersama, tapi dia tidak mau.. dia bersih keras menyuruh saya keluat,, padahal ini kan ruang berlatih bersama semua murid bebas berlatih di sini” Felicia menjelaskan
“benar itu Elizabeth ? kau mengusir Felicia hanya karena ia ingin berlatih?”
“tidak benar Miss,, dia hanya salah faham, Felicia ‘kan sudah lama berlatih di sini, jadi saya minta dia keluar sebentar agar saya dapat konsentrasi latihannya,, ‘kan ujung – unjungnya ini juga untuk meramaikan konser St. Theresa” jelas Elizabeth
“ya sudah, dari pada masalah berlarut – larut, lebih baik kalian tampilnya berdua (duet)”usul Ms. Melody
“whatt !! sama dia ?” keduanya terkejut dan saling menuding
“betul kata Ms. Melody, kalian berdua harus akur” kata Matron
“kalau kalian ingin tampil, kalian harus berduet, itu tidak buruk kan ? semakin banyak alat musik yang di mainkan, maka akan semakin indah di dengar.. dan lagi selama latihan, kalian tidak boleh bertengkar, menyalahkan ataupun membuat kekacauan lainnya, kalian harus mengalah satu sama lain, kalian harus akur, setuju ?”
Keduanya terpaksa mengangguk
Walaupun mereka sama – sama memiliki talent di bidang musik, tapi sifat mereka sangat bertolak belakang
Felicia adalah tipe gadis yang easy going, tegas, apa adanya, dan tidak suka berbasa – basi.. menurutnya, tidak ada gunanya memendam perasaan,, ujung – ujungya pasti ada yang tersakiti entah itu dirinya sendiri atau orang lain.. kalau tidak suka, ia pasti akan bilang tidak suka,, sedangkan,,
Elizabeth adalah tipe gadis yang suka memendam perasaan dan selalu menjaga ucapannya agar tidak menyakiti orang lain, walaupun ia sedang marah, tapi kata – kata yang ia lontarkan tetap dengan nada lembut
Akankah 2 sifat yang bertolak belakang itu dapat membuat mereka bersahabat ? mungkinkah mereka dapat menjadi teman duet ? apa yang akan terjadi saat konser nanti ?

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar