Chapter 13
Matahari sudah mulai redup sinarnya. Sementara surat cinta
itu belum juga kuberikan. Dan dengan kondisi yang seperti ini, apa aku sanggup?
Menyaksikan sendiri kenyataan pahit di depan mataku.
menyaksikan sendiri bagaimana sayangnya Kevin pada Tamara, gadis yang berhasil
menaklukan hatinya. Lalu apa arti perhatiannya selama ini?
‘Violetta, dia jahat. Kevin’
‘Kenapa dengan Kevin?’
‘PHP. Dia PHP-in aku. padahal aku sudah menaruh banyak
harapan ke dia. tapi, ternyata dia sudah punya pacar. Tapi, mengapa dia
memperhatikanku? Kenapa dia mau menemaniku? Bahkan mengantarku pulang waktu
itu? Kenapa? Apa mungkin salahku juga, aku terlalu GR. Aku yang terlalu PD.
Padahal aku bukanlah apa-apa. Aku bukan seorang gadis yang pantas mendapatkan
kasih sayang dari charming boy seperti dia’ ujarku panjang lebar.
‘Kalau benar yang kau katakan, lalu kenapa Kevin mendekat
kemari?’ Ucapan Violetta membuatku tersentak, saat aku mengangkat kepalaku
ternyata benar Kevin menuju kearahku.
‘Kenapa dengan Jenny? Mengapa dia tiba-tiba pergi dan
sekarang menangis?’ tanyanya.
Aku tak sanggup melihatnya dalam kondisi seperti ini.
‘Tinggalkan aku’ ucapku
‘Kau lihat? Ini gara-gara kau Kevin. Apa sih maumu?’
‘Aku? salahku?’
‘Oke ku jelaskan. Tadi Jenny bercerita padaku, bahwa kau
sudah punya pacar. Benar begitu?’
‘Iya. Benar’
‘Lalu, kenapa kau masih memberinya (Jenny) harapan? Kenapa
kau perhatian padanya seolah kau lagi PDKT dengan dia? Saat dia mulai menangkap
sinyal itu, saat dia respect ke kamu, saat dia mulai ingin membuka hatinya
untukmu. sekarang kau malah mengenalkan pacarmu padanya. Kau tak sadar bahwa
perbuatanmu telah menyakiti hatinya’
‘Itu kulakukan karena menurut penilaianku, Jenny itu unik,
dia berbeda, walaupun sikapnya yang pendiam dan agak dingin kalau di kelas. Aku
tertarik mendekatinya, aku ingin mengenalnya lebih dekat dan tak bisa
kupungkiri, aku menyukainya. Aku menyayanginya’
‘Kalau kau menyukaiku, kenapa ada Tamara, Kevin. Kau masih
menjadi kekasihnya. Dan kau menyukaiku? Kau tau, kau adalah orang kedua yang
berhasil membuat jantung ini kembali berdetak lebih cepat, kau adalah semangat
hidup yang selama ini aku cari. Kau adalah orang yang mampu membuatku melupakan
sedikit bagian dari cinta pertamaku, yang kini kembali. Kenapa sekarang aku
harus mengetahui bahwa ada orang lain?’ ucapku dengan suara parau
‘Suka dan sayang itu bukan berarti harus saling memiliki
kan? Aku tau kau menginginkanku, hanya sebatas status. Aku tau kau masih
mencintainya. Kak Steven, binaran matamu tak bisa di bohongi Jenny. Kalian
saling mencintai. Hanya kau saja yang selalu menyangkal perasaanmu, jauh di
lubuk hatimu, kau masih memiliki rasa dengan cinta pertamamu, kak Steven.
Tolong, jangan bohongi perasaanmu lagi, kembali lah padanya, dia menunggumu.
Aku yakin dia lebih baik dariku, lebih sempurna dariku. Meski nantinya kita akan punya kisah
sendiri-sendiri. Namun, Aku berjanji
akan tetap menyayangimu. Dan selalu melindungi serta menjagamu, sebagai
sahabat’
Aku termenung mendengar perkataan Kevin. Pandanganku sedikit
terbuka. Ya, dia benar selama ini aku menyiksa perasaanku sendiri. Aku berusaha
membuang jauh sosok Steve yang jelas-jelas menyayangiku dengan tulus, dan
berharap jauh ke Kevin yang tak pernah bilang dia menyukaiku.
Mungkin ini jawaban atas keraguanku selama ini. Dan gerbang
untukku meraih masa depanku, bersama kak Steve.
‘Sahabat?’ ucapnya sambil mengacungkan kelingkingnya
‘Sahabat..’ balasku.
Lalu ia duduk di sampingku dan mengusap air mataku yang tak
berhenti menetes. Violetta tersenyum melihat akhir dari kisahku dan Kevin.
‘Lalu, kenapa tadi kau mengabaikanku?’
‘Kemarin kak Steve memperingatkanku untuk tidak mendekatimu.
Dan sekaligus aku ingin mencoba menjalani hari tanpamu. Aku tau kau sedih
karena aku. maaf ya’
‘Ya, tak apa semua sudah lewat. Makasih ya, untuk 1 minggu
ini’
‘Iya sama-sama. Mm.. ayo kembali ke lapangan. Sudah, jangan
nangis lagi’ lalu kami bertiga menuju ke lapangan. Yang saat itu masih sangat
ramai.
Aku mencoba untuk tersenyum lagi, setelah peristiwa tadi.
Memang, cinta itu tak harus selalu saling memiliki. Cinta itu harus disebarkan.
Aku bahagia, ternyata yang kurasakan tak bertepuk sebelah tangan. Setidaknya,
Kevin membantuku dalam menentukan arah. Dia memang cowo baik. Tak salah aku
menyukainya.
Di sana, di tengah lapangan. Pandangan mataku tak berhenti melihat
kearah sana. Kak Steven. Ternyata dialah masa depanku. Dan aku tau apa yang
harus kulakukan sekarang. Aku berlari lagi menuju kursi tadi. Membuka surat
cinta yang sudah kutulis, dan merevisinya. Setelah itu, cepat-cepat aku menarik
Steve dari tengah lapangan.
‘Ini untuk kakak’ ucapku seraya menyerahkan sepucuk surat
itu. Ia membuka dan membacanya dengan ekspresi bahagia. Dia kembali memelukku
karena senangnya. Kalian mau tau isinya? Ini dia..
From : Angelica Jenny
To : Kak Steven
To : Kak Steven
Met
sore kakak OSIS-ku yang galak dan super nyebelin tapi ngangenin hehe.. :P
Makasih ya atas bimbingannya selama ini. Makasih juga karena sudah ngibur aku,
dan bawa aku kembali mengingat masa SD. Pokoknya makasih buat semua yang udah
kakak lakuin buat aku. Sorry kak, kalo aku ada salah, atau sempet bikin kakak
marah waktu itu.
Steve,
aku tau selama ini aku sudah bohongin kamu dan diriku sendiri, tentang apa yang
aku rasakan. Kau benar, aku belum bisa melupakanmu, aku tak dapat membuang
kenangan kita begitu saja dari kehidupanku, aku menunggumu selama 3 tahun. Dan
aku bahagia akhirnya kita di pertemukan kembali.
Ya,
kau telah membuktikannya, dan kau berhasil. Kau berhasil kembali membuatku
luluh. Kau berhasil membuatku kembali padamu. Caramu memperlakukanku tadi
siang. Sikapmu tak berubah sama sekali. Kau masih Steve yang dulu, yang
perhatian dan selalu dapat membuatku tertawa, maaf jika selama ini aku
terlambat menyadari ketulusanmu, dan berprasangka buruk.
Satu
lagi, Aku tak ingin kau salah faham dengan Kevin, ya memang aku sempat menaruh
harapan ke dia. namun, itu dulu. Tapi, dialah yang mengajariku untuk jujur pada diri sendiri. Dia
membimbingku untuk kembali lagi, kembali kepada orang yang benar-benar ku sayangi.
Menatap kemasa depanku. Dan aku sadar bahwa kaulah orang itu, Steve.
Berjanjilah
kau akan selalu ada untukku. Menemani hari-hariku, menghabiskan waktu bersama, bercerita
dan senantiasa mengajari aku tentang arti cinta yang sesungguhnya. Mengenai
permintaan waktu itu, Ya, aku menerimanya. I wanna be your girlfriend :) My
heart always for you, My Beloved OSIS.
:*
With Love,
Angelica Jenny
Akhirnya hari ini, kami resmi menjadi sepasang kekasih dan
menjalin hubungan yang baru. Memang kisah cinta itu penuh dengan dilema. Penuh
dengan liku-liku. Walaupun ada hal pahit yang harus dilewati, tapi aku yakin
kisah ini akan manis kedepannya. Ini bukanlah akhir yang harus di ratapi,
tetapi awal yang harus di hadapi dengan senyuman. Open your heart, then love
will find its own way.
The End
By: Patricia Merin ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar