Sabtu, 17 Agustus 2013

Chapter 54 - LoLieST

NEW DESIGN OF STUDY ROOM PART 4

Matron membatalakan semuanya rencana dan design yang dibuat oleh Maureen Cs. Akhirnya malah jadi gini --"
“Temen-temen kita engga bisa gini terus. Aku rasa, kita harus lebih serius dan bekerja lebih keras dan mengurangi kebiasaan bersenang-senang. Matron sudah memperingati kita dan kurasa apa yang dia bilang itu benar. Kita terlalu santai, padahalkan ujian sudah di depan mata”
“Iya, yang dikatakan Audrey benar. Hanya tinggal menghitung hari saja, kita tak bisa begini terus jika ingin berhasil” sambung Cindy
“Ya, aku setuju dengan kalian, ujian adalah sesuatu yang serius. Mulai hari ini kita harus menyusun jadwal belajar baru, agar belajarnya lebih efisien” usul Nadine dengan penuh semangat
“Apa? Jadwal belajar baru? Tak bisakah jadwal belajar kita seperti biasa” protes Valencia
“Sabar Valen, mari kita dengarkan dulu saran dari Nadine. Silahkan Nadine”
“Ya, seperti yang sudah kukatakan, kita tak boleh buang-buang waktu. Pertama, bisakah kita mempersempit waktu makan kita menjadi 15 menit saja, kunyah makanan kalian dengan lebih cepat, agar masih tersisa waktu untuk belajar, lalu waktu istirahat, dan istirahat siang dapat digunakan untuk membaca beberapa buku pelajaran. Lalu sehabis makan malam, waktu yang biasa digunakan untuk nonton tv, dan browsing bisa kita ganti jadi waktu belajar juga. Tak ada lagi obrolan malam, Jam 10 semua sudah harus tidur agar besok dapat bangun jam 4. Nah, saat itupun kita masih bisa belajar. Otak akan lebih fresh belajar pagi-pagi, sebelum mulai belajar di kelas. Bukankah dengan begitu waktu kita tak terbuang percuma, lebih bisa di manfaatkan. Dan di jamin, kita akan siap menghadapi ujian tersebut. So, kemungkinan gagal dapat di minimalisir. Iya kan?”
“Kau gila!! Apa kau ingin membunuh kami?” sangkal ku
“Membunuh apanya? Rencana ini bagus dari pada waktu harus dibuang untuk pesta dan bersenang-senang seperti ini? Apa akan ada gunanya?”
“Ya tapi kan, engga harus gitu juga, rencanamu itu mengerikan, Nadine. Bukannya kami pintar, bisa-bisa malahan jadi stress dan jatuh sakit. Lagipula belajar terus menerus itu memuakkan, kau tau”
“Daripada mengikuti rencana kalian, mendekorasi ruangan dengan penuh balon. Jujur ya, ini sangat mengganggu. Mengganggu konsentrasi dan daya fikirku”
“Hmm, benar yang di katakan Nadine...”
“Apa? Kau benar-benar akan mengikuti semua rencana dan perubahan jadwal seperti yang dia katakan? Kau sama tak warasnya dengan dia, Audrey!!”
“Hey, hey ayolah. Biarkan aku menyelesaikan pembicaraanku. Ya aku memang setuju tetapi mungkin tak semua. Seperti yang kau katakan, Tasya kita bisa sakit, tentunya tak ada yang ingin itu terjadi, bukan. Untuk itu, kukira jam istirahat dan istirahat siang saja yang kita gunakan untuk belajar, dan sisanya biarlah berjalan seperti biasa”
“Hah? Bukankah itu terlalu sedikit, sedangkan masih banyak waktu yang masih dapat kita manfaatkan lebih”
“Ohh, Nadine. Kalau kau tak bisa begitu dong. Aku setuju dengan apa yang dikatakan Audrey, jika kau mau memanfaatkan waktu lebih silahkan saja. Silahkan kau belajar sendiri menurut jadwalmu, tapi kami akan mengikuti Audrey”
“Ya, otak kita bukanlah mesin yang dapat bekerja terus menerus, dia juga butuh istirahat. Kalau siangnya kita menambah waktu belajar, mungkin malamnya kita dapat menambah waktu untuk bermain. Jadi semua bisa berjalan seimbang, bukan begitu Audrey?”
“Ya..ya aku setuju dengan saranmu, Cindy. Bagaimana apakah ini sudah bisa menjadi kesepakatan kita?”
“Iya..kami setuju” ucap sekelas
Mau tak mau, Nadine terpaksa ikut menyetujuinya.
“Sial, kalau bukan sanggahan dari kau, pasti semua rencanaku terlaksana semua. Huh, dasar anak-anak bodoh, mau saja percaya dengan Tasya. Audrey dan Cindy juga, apa-apaan seenaknya mengurangi rencanaku. Menyebalkan. Tapi biarlah, kan mereka sendiri yang rugi” gumam Nadine
“Ok deh kalo begitu, pembicaraan selesai sampai sini. Kurasa sekarang kita bisa mulai membereskan semua ini”
“Apa itu artinya tak akan ada pinata ataupun award lain sebagai penghargaan kepada murid dengan nilai terbaik?” keluh Maureen
“Uhh, Maureen jangan sedih begitu. Aku minta maaf kalau gara-gara kami rencanamu, Valencia dan 3 Queen jadi seperti ini. Aku juga ingin berterima kasih atas usahamu. Kalau soal itu, sepertinya kita masih bisa menyusun rencana tentang pesta perayaan setelah ini, bukan begitu?”
Anak-anak tingkat 2 bersorak mendengar perkataan Cindy. Semangat mereka kembali lagi. mereka mulai membereskan semuanya dan mulai hari ini, mereka harus lebih giat belajar untuk menghadapi ujian tengah semester. Semangat!!

To be continued..

PS: Sorry ya, lama ga update. Males ngetik hehe.. Yg di buku udah Chp. 75 yg di ketik baru 57 :Dv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar