THE RESULT PART 2
Penentuan..penentuan. suasana semakin memanas saja disana.
Seperti terkena larva gunung api yang baru meletus. Binaran dan kilatan
terpancar dari masing-masing mata anak-anak tingkat 2, semua mengarah ke Ms.
Melody. Seakan ingin berteriak agar hasil lebih cepat dibacakan.
“Menurut perhitungan, peringkat 5 dan 4 diraih oleh.. Queenie
dan Natasya. Lalu peringkat 3 dan 2 oleh Audrey dan Elizabeth. Selamat!”
“Wow! Congratz Tasya rank 4. Bolehlah, pasti karena dapat
semangat dari prince-nya deh. hehe.. :p ya kan?” goda Maureen
“Iya Ryn. Kamu emang bener” ( <- Udah capek kalo harus
ngeladenin pertanyaan Maureen yang roman-romannya bakal panjang. Jadi, di
iya-iya-in aja biar diem.. Smart!)
Baru 2 sampai 5, masih ada rank 1, penentu. Gereget menunggu
Ms. Melody membacakan hasil yang satu itu.
“Dan, untuk siswi terbaik, peringkat 1, diraih oleh.. Nadine
Anastasya. Selamat!”
Ya, Nightmare become true. Sebuah pernyataan yang hampir
membuat semua siswi berekspresi seperti ini -> :| Yang paling tak ingin
terjadi, malah terjadi.
“What? Nadine rank 1?” seru Valencia yang masih kaget.
Sebenarnya bukan dia saja, kami sebagai anak tingkat 2 juga sebenarnya
terperangga dan tak menyangka.
“Iya dong. Emang kalau gue rank. 1 masalah buat lo?”
“Wiss.. santai sis”
“Iya Valen. Itulah, dia dapat berhasil karena kerja kerasnya.
Kau harus mencontohnya dalam belajar. Nah yang lain gimana? Sudah lihat
nilainya? Bagaimana? Puas?”
“Miss..miss. aku mau nanya” ucap Valencia seraya mengangkat
tangannya.
“Ya, silahkan Valen”
“Miss, aku peringkat berapa, kayaknya semua nilai pas-pasan
nih”
“Hm.. Let me see. Duh, sayang sekali kau berada di peringkat
terakhir. Kau harus lebih giat lagi belajar jika tak ingin ketinggalan, Valen”
“Huh, payah. Tapi apa saya harus berada di asrama ini selama
seminggu kedepan dan mengulang ujiannya?”
“Tentu saja..” ucap Ms. Melody. Ya tentu itu ucapan yang
mematahkan semangat. Namun itu pada awalnya,
“Aahhhhhhh!!”
“Tentu saja tidak Valencia. Semuanya tuntas dan sekali lagi
saya ucapkan selamat atas kerja keras kalian. Namun, bukan berarti setelah ini
kalian merasa puas dan dapat bersantai. Ingat! Di setiap waktunya, kalian akan
melangkah terus ke tahap yang lebih tinggi dan tentu saja akan ada banyak hal
baru yang kalian kenal dan pelajari. Dan kalian harus berusaha serta berjuang
lebih keras lagi! berjanjilah untuk itu”
“Siap Miss. Kami siap. Kami janji akan berjuang lebih keras”
seru sekelas dengan suara lantang dan mantap,
“Good! Ok. Selamat berlibur, sampai jumpa di semester depan
dan selamat siang” ucap Ms. Melody seraya pergi meninggalkan kami.
“Nah, Elizabeth masih adakah kecemasan yang tersisa padamu?”
tanya Valencia
“Ya, sebenarnya masih ada ketidakpuasan, aku hanya berada di
peringkat 2”
“HANYA? Wow. Hebat sekali caramu berkata ‘Hanya’ Sekarang
lihat aku. aku ada di peringkat terakhir. Dan tak terlalu kupermasalahkan.
Berapa kali lebih beruntungnya kau, Elizabeth?”
“Oh, Valencia. Ku fikir kau ini orang yang terlalu cuek.
Pernahkah kau berfikir yang akan di katakan mom dan dad mu? Pernahkan kau
memikirkan perasaan mereka? Mungkin saja mereka akan kecewa karenanya. Kalau
aku ada di posisimu, ku pastikan aku akan menyesal”
“Kau ini suka melebih-lebihkan ya, Elizabeth. Seperti kau tau
mom n’ dad ku saja. Tentu tak seperti yang kau bilang, justru sebaliknya,
mereka akan tetap bangga padaku. Dan mengenai penyesalan. Apa gunanya? Semua
sudah berlalu bukan? Saat itu tak akan bisa kembali lagi, menyesal dan terus
menyesal hanya akan membuatmu merasa sedih dan takut untuk bangkit. Masa lalu
itu adalah sejarah yang tak pantas di sesali dan di jadikan pelajaran untuk
menjadi lebih baik di masa depan. Bukan begitu?”
“Ternyata kau ini orangnya bijak ya, Valen. Ya benar yang kau
katakan, menyesal itu adalah perbuatan sia-sia. Ok, mulai sekarang aku akan belajar
bersyukur terhadap apapun yang kumiliki. Dan kurasa kau harus membantuku
melakukan itu”
“Ya, memang sudah semestinya begitu. Dan aku juga akan
berjanji untuk belajar lebih giat serta mengejar nilai-nilaiku yang tertinggal.
Dan ya, mungkin aku juga akan membutuhkan bantuanmu, Elizabeth”
“Hahaha.. ya memang kita harus saling membantu, jadi bisakah
sekarang kita mulai membuat perjanjian? Hahaha..”
Itu baru sebagian kecil. baru cerita dari Elizabeth dan
Valencia, masih banyak lagi pembicaraan siswi lain mengenai ini. Mungkin mereka
senang dengan hasil yang telah di peroleh.
Dan sebuah pesta juga akan terlaksana sebentar lagi. satu yang
agak menjadi kendala, mereka harus mempersembahkan ini untuk seorang Nadine.
Satu-satunya penentang berlangsungnya pesta itu. Jadi sekarang bagaimana?
Akankah rencana itu masih akan terlaksana?
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar