Senin, 26 Agustus 2013

Chapter 59 - LoLieST

HOME!

Yeah, it’s time for holiday!! Summer, I’m coming!! :) Saatnya kembali ke rumah, walaupun nantinya pasti bakalan kangen sama St. Theresa. Ayolah, hanya 1 bulan, tak kan lama..
“Mommy, I’m back” pekik-ku saat sampai di depan rumah. Ahh, selain St. Theresa ternyata aku juga kangen dengan rumah ini, dan yang ada di dalam, tentunya..
“Iya tunggu sebentar” terdengar suara Mom dari dalam rumah.
“Ohh, honey kau sudah kembali. I miss u so much” mom langsung merangkul dan memelukku.
“Yeah, mom miss u too” ucapku seraya mempererat pelukan itu.
“oh, iya Btw, dimana Dad? Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya”sambungku
“Dad.. Mm,, daddy..” Mom seperti ragu menjawab pertanyaanku.
“Pasti mom bakal bilang dad lagi sibuk, dan dia tak bisa menemuiku blaa.. blaaa.. blaahh” gumamku
“Dad masih di kantor, banyak pekerjaan yang menumpuk katanya” Mom melanjutkan perkataannya.
“Dad masih bekerja, bahkan di hari libur seperti ini? Huh, apa-apaan itu. Bahkan, mungkin Dad tak tau hari ini aku pulang. Dad memang jahat”
“Woops, kok bilang gitu sih? Tentu saja itu tak benar. Daddy tau kok, bahkan dia titip salam untukmu”
“Lalu kenapa? Kenapa dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya sekali saja, untuk bertemu denganku? Berkumpul bersama. Bahkan sekalipun ini hari libur”
“Sudahlah, jangan rusak mood-mu. Kau tau-kan Dad itu orang yang bagaimana?”
“Cuek, tidak perhatian, masa bodoh sama keluarga dan tidak bertanggung jawab?” (Kek ga ada dosa si Tasya bilang begitu :|)
“Bukan, dia itu konsisten dengan pekerjaannya. Dia melakukan ini juga untukmu, untuk keluarga kita. Maklumi ya, Hmm sekarang mendingan bantuin Mom masak yuk. Mom lagi bikin Strawberry Cheese Cake tuh di dapur”
“Hmm, mom tau saja cara membujukku.. hehe..”
Lalu Mom merangkulku menuju dapur. Sedikit bercerita, canda tawa. Kami terlihat begitu akrab sebagai ibu dan anak. Padahal, sebelum masuk St. Theresa tak seperti ini suasananya.
Beberapa saat kemudian, baru aku menyadari kalau kami hanya berdua di dalam rumah sebesar ini. Dad, ya Dad. Selalu dan selalu saja sibuk. Katanya sih, itu sih hanya katanya Mom. “Aku tau, kau mengatakan itu hanya untuk menyenangkanku. Aku tau kau berbohong tentang Dad, Mom” gumamku.
Tak terlintas di pikiranku, sebenarnya apa yang dilakukan Dad sehingga membuatnya begitu sibuk dan tak ada waktu. Saat aku masih di St. Theresa, itu berarti hanya Mom sendiri di rumah ini, melakukan semuanya sendiri. Huh, kasihan Mom.. Tapi mau gimana lagi?
“Mom, itukah kue-nya yang ada di oven, belum matang ya?” tanyaku yang sudah tak sabar
“Iya, sebentar lagi. kau nampaknya sudah tak sabar, benarkah itu?”
“Tentu saja Mom. Sudah lama tak kucicipi cake seperti ini”
“No kidding, kenapa harus menunggu lama? Bukankah kau dapat membelinya di bakery dekat asrama?”
“Tidak diizinkan. Ya mungkin diizinkan tapi hanya sekali-sekali, itupun harus bareng temen, ga boleh sendiri -_-”
“Hmm, atau mungkin Matron tidak memberi izin karena takut kalian menjadi gemuk”
“Ya, mungkin ia takut tersaingi hahaha.. Tapi beli cake ini di luaran sama buatan Mommy rasanya beda”
“Lho, emangnya kenapa?”
“Iyalah, soalnya kan Mom bikinnya pake cinta”
“Ihh, anak mom yang satu ini udah bisa ya bilang begitu, bukannya dulu nih anak mom yang ini paling keras kepala?”
“Hehehe..”
“Hmm, kalau begitu kayaknya mom harus buat yang banyak untuk di bawa ke St. Theresa nanti”
“Sounds great mom. Kalau bisa di buatin stok cake buat 1 tahun ya”
“Waduh, berarti mom harus kerja keras nih hahaha..”

“Hahaha.. ahh, Mom” kembali ku peluk Mommyku. Pelukan hangat yang seolah membuat semua masalahku hilang lenyap. Begitulah keakraban kami, di dapur sambil menunggu kue matang. Ahh, Love my mom.

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar