THE RESULT PART 3
“Audrey congratz.. Ciee, yang rank 3. Wahh, ketua kelas kita
pinter banget sihh” pujiku
“Siapa dulu, Audrey gitu loh” sambung Sissy
“Ayolah, kawan-kawan kalian terlalu melebih-lebihkan. Tasya
juga pinter tuh rank 4”
“Kalau Audrey itu, pasti karena support dari kak Gio” goda
Sissy
“Nah, Tasya pula pasti support dari Chris” sambung Maureen
-___- <- (ekspresi
Natasya dan Audrey)
“Hahaha,, Have 5 Maureen *tos”
****
“My beloved twiin.. Queenie. Selamat yaa!!” ucap Queena
“Iya, congratulation!! Hmm, Na ga taunya kembaran kita yang
satu ini pinter juga ya” sambung Queency
“Hahah, makasih kalo di bilang begitu. Ah, kalau seandainya
ada peringkat 6 dan 7 kalian pasti juga termasuk”
“Ya kalaupun benar, aku akan sangat berharap hahaha..”
“Iya, Queency semua masih bisa menjadi nyata”
Ditengah-tengah ramainya pembicaraan.
“Hey-hey anak-anak tingkat 2 dengarkan..” perkataan Nadine
menyela semua pembicaraan yang sedang ramai berlangsung, semuanya terhenti. Dan
semuanya tertuju ke arah depan, tempat ia bicara.
“Tidakkah ada satupun dari kalian yang ingin mengucapkan
selamat padaku? Ya, mengingat aku ini murid terpandai di satu semester ini
(Terus, gw harus bilang WOW gitu?)” sambungnya
“Lah, kalo begitu terus kenapa? Ngucapin selamat ke elo? Sorry
ya, ga niat”
“Hiih, Tasya si rank. 4 ngiri tuh. Pingin kayak aku ya? Uhh,
sayangnya ga bisa tuh. Kasian ya!!”
“Hahahaha...” gelak tawa memecahkan suasana hening tadi.
Mendengar perkataan Nadine.
“Haha, Eh Nadine, adakah sisi positif yang kira-kira membuat
kami iri padamu? Kurasa tidak. Tidak satupun”
“Tentu saja prestasiku, Kaelyn. Aku telah mengalahkan kalian
semua dalam prestasi”
“Terus, kami harus bangga, kagum sambil bilang WOW gitu?
Ah,,ah. Apa kau juga berfikir kami akan memohon agar kau mau belajar bersama
kami? Tolong ya, mimpi jangan ketinggian” timpal Cherry
“Apa kalian berfikir aku mau mengajari dan berbagi ilmu dengan
kalian? Kalian itu bodoh, menyangkal dan menolakku. Masih bagus ku beritahu
strategi belajarku. Dan sekarang, lihat terbukti efektif kan?”
“Cukup! Ku beritau ya, Nadine yang sok pintar, tak seorangpun ingin berguru padamu. Jadi please ya,
jadi orang jangan GR. Baru ginian aja udah sombong, sudah ngerasa di atas angin
lo? Hati-hati, nanti ada pesawat yang lewat, ketabrak, jatuh lagi”
“Hahaha, kau juga sama kan Tasya. Kau iri. Dan aku yakin, kau
menyesal tidak mengikuti ide dan saranku”
“Tak salah dengar? Menyesal tak mengikuti idemu? Ide untuk
belajar non-stop. Dan kau bilang aku menyesal? Nadine..nadine. Sebaliknya, aku
justru bersyukur tidak terlibat dalam rencanamu yang dapat membunuh itu”
“Membunuh apanya? Lihat! Aku baik-baik saja. Dasar kamu yang
berlebihan”
“Ya, mungkin karena kau sudah kebal. Sedangkan kami? Tolong
ya, jangan di samakan. Level kita itu berbeda”
“Ya..ya, terserah kau lah (udah kehabisan kata-kata) Oh, iya
bukankah kemarin-kemarin, kalian anak-anak tingkat 2 menjanjikan sebuah pesta
untuk.. ”
Wah, dia menanyakan soal itu. Hadiah bagi pemenang dan
pemenangnya itu Nadine. Dari sekian banyak siswi, kenapa harus dia? dan,
mungkinkah anak tingkat 2 masih berniat mempersembahkan sebuah perayaan atas
keberhasilan Nadine?
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar