Selasa, 20 Agustus 2013

Chapter 57 - LoLieST

THE RESULT PART 3

“Audrey congratz.. Ciee, yang rank 3. Wahh, ketua kelas kita pinter banget sihh” pujiku
“Siapa dulu, Audrey gitu loh” sambung Sissy
“Ayolah, kawan-kawan kalian terlalu melebih-lebihkan. Tasya juga pinter tuh rank 4”
“Kalau Audrey itu, pasti karena support dari kak Gio” goda Sissy
“Nah, Tasya pula pasti support dari Chris” sambung Maureen
-___-  <- (ekspresi Natasya dan Audrey)
“Hahaha,, Have 5 Maureen *tos”
****
“My beloved twiin.. Queenie. Selamat yaa!!” ucap Queena
“Iya, congratulation!! Hmm, Na ga taunya kembaran kita yang satu ini pinter juga ya” sambung Queency
“Hahah, makasih kalo di bilang begitu. Ah, kalau seandainya ada peringkat 6 dan 7 kalian pasti juga termasuk”
“Ya kalaupun benar, aku akan sangat berharap hahaha..”
“Iya, Queency semua masih bisa menjadi nyata”
Ditengah-tengah ramainya pembicaraan.
“Hey-hey anak-anak tingkat 2 dengarkan..” perkataan Nadine menyela semua pembicaraan yang sedang ramai berlangsung, semuanya terhenti. Dan semuanya tertuju ke arah depan, tempat ia bicara.
“Tidakkah ada satupun dari kalian yang ingin mengucapkan selamat padaku? Ya, mengingat aku ini murid terpandai di satu semester ini (Terus, gw harus bilang WOW gitu?)” sambungnya
“Lah, kalo begitu terus kenapa? Ngucapin selamat ke elo? Sorry ya, ga niat”
“Hiih, Tasya si rank. 4 ngiri tuh. Pingin kayak aku ya? Uhh, sayangnya ga bisa tuh. Kasian ya!!”
“Hahahaha...” gelak tawa memecahkan suasana hening tadi. Mendengar perkataan Nadine.
“Haha, Eh Nadine, adakah sisi positif yang kira-kira membuat kami iri padamu? Kurasa tidak. Tidak satupun”
“Tentu saja prestasiku, Kaelyn. Aku telah mengalahkan kalian semua dalam prestasi”
“Terus, kami harus bangga, kagum sambil bilang WOW gitu? Ah,,ah. Apa kau juga berfikir kami akan memohon agar kau mau belajar bersama kami? Tolong ya, mimpi jangan ketinggian” timpal Cherry
“Apa kalian berfikir aku mau mengajari dan berbagi ilmu dengan kalian? Kalian itu bodoh, menyangkal dan menolakku. Masih bagus ku beritahu strategi belajarku. Dan sekarang, lihat terbukti efektif kan?”
“Cukup! Ku beritau ya, Nadine yang sok pintar, tak seorangpun ingin berguru padamu. Jadi please ya, jadi orang jangan GR. Baru ginian aja udah sombong, sudah ngerasa di atas angin lo? Hati-hati, nanti ada pesawat yang lewat, ketabrak, jatuh lagi”
“Hahaha, kau juga sama kan Tasya. Kau iri. Dan aku yakin, kau menyesal tidak mengikuti ide dan saranku”
“Tak salah dengar? Menyesal tak mengikuti idemu? Ide untuk belajar non-stop. Dan kau bilang aku menyesal? Nadine..nadine. Sebaliknya, aku justru bersyukur tidak terlibat dalam rencanamu yang dapat membunuh itu”
“Membunuh apanya? Lihat! Aku baik-baik saja. Dasar kamu yang berlebihan”
“Ya, mungkin karena kau sudah kebal. Sedangkan kami? Tolong ya, jangan di samakan. Level kita itu berbeda”
“Ya..ya, terserah kau lah (udah kehabisan kata-kata) Oh, iya bukankah kemarin-kemarin, kalian anak-anak tingkat 2 menjanjikan sebuah pesta untuk.. ”

Wah, dia menanyakan soal itu. Hadiah bagi pemenang dan pemenangnya itu Nadine. Dari sekian banyak siswi, kenapa harus dia? dan, mungkinkah anak tingkat 2 masih berniat mempersembahkan sebuah perayaan atas keberhasilan Nadine?

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar