Sabtu, 25 Mei 2013

Chapter 07 - LoLieST

ME VS MATRON

Karena kami sudah ketahuan, maka mau tidak mau, kami meninggalkan pelajaran. Matron hanya diam sambil membawa kami ke ruang konseling.
Sesampainya di ruang konseling
“aduhh.. kalian lagi” kata Matron dengan nada geram
“ibu nih kenapa sich? baru masalah kecil aja, kami dah di panggil” kataku
“bu,, dia nihh namapar saya,, liat nii sampe merah !!” kata Nadine
“cengeng banget sih lu,, baru merah dikit aja dah nangis.. Asal tau aja ya, temen sd ku dah ada yang masuk rumah sakit karena berani ngelawan gue,, lha lu pula berani nantang gue, baru di tampar dah nangis,, lemah baget siih !!”
Mendengar celotehan ku, tangisan Nadine semakin menjadi – jadi
“sudah – sudah Nadine jangan nangis lagi” kata Matron sambil menepuk – nepuk punggung Nadine
“kau benar – benar keterlaluan Natasya !!” kata Matron dengan tatapan tajam ke arah ku
“kenapa bu ? Ibu mau marah ? Mau ngusir saya yaa ? Lakuin aja, saya ga keberatan kok !! Memang dari awal aku ga mau masuk asrama ini,, asrama ga jelass !!” jawabku tidak mau kalah
“hey..hey.. jaga omongan mu ya !! kami disini bertugas untuk mengajari mu sopan santun dan tata krama,, dan satu lagi,, ingat ya !! kalau kamu tidak memutuskan untuk merubah sikapmu, kau tak akan naik ke tingkat 2”
“oohh.. jadi ibu ngancem !! Saya ga takut dengan ancaman ibu,, lagi pula, apa aku peduli ? Naik syukur, Ga naik sudah.. Emang gue pikirin ?”
“ohh.. berani banget kamu yaa !!”
“mesti la berani !!”
“sebab kamu dah bikin Nadine nangis dan kamu juga sudah membantah ibu, kamu ibu kasih hukuman…”
“bentar – bentar bu, ibu fikir ini sepenuhnya salah saya ? Asal ibu tau yaa ,, Anak ini yang sudah memancing emosiku duluan !!”
“jangan mengalihkan pembicaraan !!”
“coba ibu ada di posisi saya, ibu benar – benar tidak menyukai dunia fashion, terus ada yang ngata – ngatain ibu kampungan,, Gimana perasaan ibu haa..? Seneng..?”
“saya juga pasti akan marah, tapi tidak sampai menampar orang.. bagi saya tindakan menampar orang itu, sangat – sangat kampungan”
“ohh.. gitu ya.. jadi ibu fikir semua ini pure kesalahan saya ? emangnya saya ga boleh bela diri saya haa.. ?”
“iya tapi, asrama tidak membenarkan tindakan kekerasan”
“tapi, saya rasa asrama juga tidak membenarkan tindakan penghinaan terhadap siswi lain”
“kamu ni dari tadi melawan saja”
“iya lah.. kalau saya rasa diri saya benar, saya pasti melawan.. Ngapain takut dengan Matron kayak ibu !! weekk :p”
“apakah kamu tidak belajar sopan santun, kalau melawan orang yang lebih tua itu adalah tindakan yang tidak sopan dan tidak bermoral ?”
“bla..bla..blaa.. saya ga perduli tentang sopan santun atau tata krama, pokoknya jika saya merasa tidak bersalah,, maka saya akan menentang segala tuduhan yang di tuduhkan ke saya”
“tapi menurut saya .....”
Di tengah – tengah perdebatan yang semakin menjadi – jadi, Nadine menegah-i kami
“STOP..STOP..STOP kalian ini anggep saya ada atau enggak sih ? dari tadi di diem-in aja.. kalian asik berantem dari tadi. It’s OK kalo gitu saya pergi saja” kata Nadine panjang lebar
Kami tidak tahu kapan – kapan dia berhenti nangis, tau – tau dia marah – marah dan pergi meninggalkan kami.. Tetapi, tentu saja Matron tidak membiarkan Nadine melepas tanggung jawabnya.
“Nadine Anastasya” kata Matron dengan suara lantang.
Nadine sedikit-pun tidak menoleh dan terus berlari, namun tentu saja Matron tidak kehabisan akal, ia menghadang Nadine di jalan pintas.
“Nah,, mau lari kemana haa.. ?
“tapi bu,, aku tidak salah !!”
“sudah,, jangan banyak protes.. sekarang ikut ibu”
Nadine yang semula sudah diam, sekarang nangis lagi karena di bentak
“dasar cewek lemah !!” kataku dengan nada pelan
“karena kalian sudah buat kekacauan.. kalian ibu hukum membersihkan seluruh ruangan di asrama selama 1 minggu, full !!”
“WHAT..!!” teriak nadine
“tapi ‘kan asrama nih gede banget, ruangannya juga banyak.. Gimana .....” sambungnya
“ibu tidak mau tau tentang itu”
“kerjain aja kenapa sih.. cuma satu minggu aja.. jangan manja donk jadi anak !!” kataku menyindir Nadine
“ta-tapi kan.."
“sudah la.. jangan banyak protes..”
Nadine tak berani protes lagi. Dia hanya terdiam
“Ya, begini lah akhirnya,, aku harus menghabiskan minggu pertamaku dengan piket !!” gumamku dalam hati

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar