HATE MATH
“selamat pagi murid – murid” sapa bu Teena, guru matematika
“selamat pagi bu.. !!” jawab seluruh siswa kecuali aku
Ya satu – satu nya alasan aku tidak menjawab adalah karena
mood-ku selalu menjadi buruk di pelajaran Matematika.
“hmm.. sepertinya ada murid baru di sini !! ayo perkenalkan
dirimu” kata bu Teena lagi
Dengan langkah lesu aku maju ke depan kelas
“nama gue Annabella Natasya Sylviani ; 13 tahun ; lahir 10
Oktober ; pelajaran favorite: inggris dan olahraga ; pelajaran yang paling di
benci: matematika ; pingin cepet – cepet keluar dari Asrama ga jelas ini !!”
Satu kelas terdiam, tidak ada yang berani buka mulut
“emm.. kalo boleh ibu tau, kenapa kamu membenci ......”
“ibu ni kenapa sih,, kan tadi saya dah
memperkenalkan diri, sekarang mau tanya apa lagi sihh.. cerewet banget”
Bu Teena langsung diam, mukanya memucat dan nampak dari
ekspresi mukanya, sepertinya dia syak mendengar
perkataanku tadi.
“kenapa, kok muka ibu pucat” kataku sok perhatian
Padahal dalam hati, aku sangat puas melihat Bu Teena
berekspresi demikian
“saya tidak apa – apa,”
“apa ibu yakin, tapi muka ibu sangat pucat” kataku lagi
“mungkin saya kurang istirahat saja dan lagi pula saya belum
sarapan tadi”
“Oohh.. mau saya bawakan belikan makanan di kafetaria? Atau
saya bawakan obat dari UKS?”
“bu Teena kenapa ? apa omongan kasar dan pedas yang keluar
dari mulut anak ini yang membuat muka ibu pucat” timpal Nadine dengan tatapan
tajam ke arahku
“apa maksud loe? Haa.. nantangin loe?” kata ku pada Nadine
“kalo enggak gara – gara lo, Bu Teena ga mungkin gini”
“oo jadi nurut loe ni gara – gara gue, apa telinga loe dah
tuli ha..?
loe ga denger ya, jelas – jelas Bu Tenna bilang dia belum sarapan dan kurang istirahat. Kalo punya telinga tu di pake buat denger dong, jangan cuma jadi pajangan aja”
loe ga denger ya, jelas – jelas Bu Tenna bilang dia belum sarapan dan kurang istirahat. Kalo punya telinga tu di pake buat denger dong, jangan cuma jadi pajangan aja”
“enak aja loe ngatain gue”
“makanya, kalo merasa punya telinga tu, denger baik – baik
jangan asal nuduh orang aja..Dasar ......”
“sudah – sudah, Annabella, Nadine.. cukup, silahkan kembali ke
tempat dudukmu Annabella” Bu Teena menengahi
“baik bu” jawabku
dengan nada manis
“silahkan buka buku kalian halaman 38 dan kerjakan halaman 1 –
10”
“males” gumamku dalam hati
Ya seperti yang kukatakan, matematikan adalah pelajaran yang
terburuk dari semua pelajaran yang ku kenal. Matematika itu membosankan,
hitung, hitung, hitung, tidak ada asiknya, tidak ada yang menantang.
Hanya duduk manis, memikirkan angka, memainkan jari, dan
menguras kerja otank,itu hal yang melelahkan dan aku benci itu.
Lain halnya dengan ku,, Nadine, justru
ampak begitu antusias dalam mengikuti pelajaran, bahkan ia tidak berkedip
sekalipun selama pelajaran..
Sesekali dia menoleh ke arahku sambil nyengir. Aku hanya diam
sambil menatapnya dengan tatapan tajam, ingin sekali aku menghajar anak itu,
tetapi tidak bisa, akhirnya sepanjang pelajaran aku hanya diam sambil berfikir:
“kapan lah pelajaran ini berakhir, BT banget awal – awal masuk
kelas harus belajar matematik !! huft.. !!”
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar