Chapter 2
‘Kring..kring..’ deringan jam itu selalu berusaha membuatku
terbangun setiap pagi. Tapi kali ini deringan itu tak kuperdulikan. Tiupan AC
dan hangatnya balutan selimut membuatku ingin lebih lama berada di dunia mimpi.
‘Teng..’ tiba-tiba sesuatu melintasi pikiranku.
Mengingatkanku akan sesuatu hal yang terlupa. MOS ya ini hari pertama MOS. Aku
melupakannya. Aku pasti sudah terlambat. Mengingat sudah tinggal 30 menit lagi.
Aaahhh!!
Mandi. Ganti baju. Makan. Pergi ke sekolah. Benar saja, aku
terlambat. Upacara pembukaan sudah hampir selesai. Bergegas menuju ke arah
papan pengumuman, melihat pembagian kelas. Sangat disayangkan aku dan Violetta
pisah kelas. Huh.
Kami masuk ke kelas masing-masing dan mengikuti pengarahan.
Ya kali ini aku benar-benar sendiri. Kiri-kanan, depan-belakang semua nya
orang-orang yang tak kukenal. Memang sih ada beberapa siswa yang satu SMP
denganku dulu. Tapi, mereka cuek. Tak terlalu dekat denganku.
Kemana saja aku waktu SMP? Apa yang kupikirkan saat itu? Aku
menyianyiakan 3 tahun itu hanya untuk memikirkannya, menyesali semuanya,
sampai-sampai aku tak perduli lagi dengan kehidupan luar, tentang kehidupan
sosialku, selama 3 tahun aku hanya bergantung pada Violetta. Kemana-mana sama
dia. sekarang, aku benar-benar sendiri, dan harus berjuang sendiri. Memulai
hidup baru, membangun kehidupan sosial yang baru pula.
‘Selamat pagi, adik-adik’ sapa 2 kakak senior yang berwajah
cerah kala itu. Mereka para panitia, kakak-kakak OSIS. Mereka pembimbing kelas
kami untuk 5 hari kedepan.
‘Perkenalkan, saya kak Farrah. Dan yang di sebelah kakak
ini, kak Rendy. Hmm, yang satunya lagi, kak Even ga bisa datang hari ini’
‘Hm. Sebelum masuk kepengarahan ada baiknya kita perkenalan
dulu. Ok. Yang pertama Angelica Jenny’
‘What?! I’m the first. Ok. Calm down. Believe yourself,
Jenny! You can do it!’ gumamku. Aku beranjak dari tempat dudukku dan menuju ke
depan kelas. Memandang isi kelasku. Ini menyeramkan. Aku terpaku diam, tanganku
dingin, aku gemetaran.
‘Ayo silahkan, perkenalkan dirimu’ kata kak Rendy yang
sepertinya sudah tak sabar.
‘Jenny, ayolah. Bicara. Ini tak akan lama’ gumamku lagi
‘Na..namaku Angelica Jenny, panggilan Jenny, Lahir tanggal 9
Juli…’
Entah mengapa? Hari ini terlihat begitu berat. Saat aku
harus tergabung dalam dunia yang baru. Saat aku harus membuka diriku untuk
orang lain. Saat aku harus mencari teman yang baru. Aku harus mengusahakan
semua sendiri, tak ada lagi yang melindungiku dan ada dalam suka dukaku. Aku
harus bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Aku harus bisa memahami mereka
yang memiliki karakter yang berbeda. Aku harus bisa!!
‘Ok. Jadi besok kalian sudah bisa masuk mengenakan semua
atribut itu. Kalian harus datang tepat waktu dan tak boleh ada yang terlambat
lagi. Sekarang kalian boleh istirahat dulu, sebentar lagi kita harus ke
lapangan mengikuti pengarahan berikutnya’
Aku tertunduk. Mungkin yang disindir itu aku. Melihat ke
sekeliling, semua sudah punya kawan baru. Kenapa? Kenapa denganku? Tak ada yang
mau mendekatiku, mereka semua bersikap dingin. Apa aku yang paling kikuk? Aku
tak mengerti.
‘Hai..’ sapaku pada salah seorang teman. Lagi-lagi tak di
gubris, ia hanya memalingkan wajah lalu pergi menyingkir.
Apa yang salah denganku? Tersiksa sekali dalam kondisi ini.
Ya, aku menyerah. Diam, diam, dan diam. Hanya duduk termenung sambil bertopang
dagu. Sementara yang lain sedang asyik ngobrol dan saling berkenalan. Sekali
lagi aku hanya berharap ini mimpi.
‘Hm. Mungkin akan lebih baik aku mengunjungi Violetta di
kelasnya’ gumamku seraya melangkah pergi meninggalkan kelas itu. Violetta
berada di kelas H sementara aku di kelas C. Jarak yang cukup jauh.
‘Aha. Itu dia!’ seruku kala melihatnya. Namun, ya dia juga
sedang sibuk. Asyik mengobrol dengan orang lain. Nampaknya dia sudah punya
kawan baru. Aku tak ingin mengganggunya. Jadi, kuputuskan untuk pergi dari
tempat itu.
‘Teng..teng’ bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat
selesai. Kembali ke kelas, bersiap untuk kelapangan mengikuti pengarahan lagi.
‘Jenny’ seseorang memanggil namaku. Dia teman sekelasku.
Teman baru. Panggilan itu membuatku senang. Masih ada yang mau perduli.
‘Ya’
‘Kamu aja deh, yang baris di paling depan’ Ternyata dugaanku
salah. It’s ok. Kuikuti, aku baris di barisan depan, cuaca saat itu sangat
panas. Terik matahari yang menyengat menyinari kami.
‘Sekian dari bapak. Atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih’
Akhirnya,selesai juga. Jujur, sebenarnya aku tak tau apa
yang kepsek omongin tadi. Hanya menatap kedepan sambil sibuk ngeliatin banyak
volunter yang sibuk foto-fotoin kami dari segala sisi.
‘Ini, contoh barang yang harus kalian pakai besok’ ucap kak
Farrah begitu kami sampai kelas. Atributnya aneh-aneh.
‘PR untuk besok, kalian harus mengumpulkan biodata teman
sekelas kalian. Harus semuanya. Ok. Sekarang kalian boleh pulang. Bersiap untuk
besok’ setelah itu kami doa dan pulang.
Menemukan biodata seluruh teman. 40 orang. Sementara tak
satupun memperdulikanku. What should I do? Sementara setelah ini, aku masih
harus berkeliling mencari kelengkapan atribut besok. Aku tak mungkin minta
bantuan Violetta. Aku terlalu banyak merepotkan dia.
Inikah saatnya bagiku untuk bangkit? Berdiri diatas kaki
sendiri? Ya, kurasa Iya.
‘Hai, Jenny’ kembali kudengar suara seseorang memanggil
namaku. Aku menoleh ke arah datangnya suara itu. Ia seorang anak cowo. Berasal
dari kelas yang sama denganku.
‘Kenapa kau hanya diam disini? Tidakkah kita harus mencari
biodata sebanyak-banyaknya’
‘Yah. Aku hanya binggung harus dari mana memulai ini.
Lagipula aku juga tak punya teman untuk diajak cari biodata sama-sama hahaha..’
‘Bagaimana kalau denganku? Kita bisa sama-sama. Itupun kalau
kau mau’ ucapnya sambil tersenyum
How great it heard? Finally, I found. A new friend. Yay!
Tanpa berlama-lama, aku mengangguk, menyetujui ajakannya. Ia mempersilahkanku
jalan duluan. Obrolan mengalir sepanjang perjalanan, sembari menyelesaikan
tugas kami. Dia orang yang cukup asik, ramah dan sopan. Yahh, aku merasa nyaman
berada di dekatnya.
Percaya atau tidak, sudah sangat lama kami berkeliling
sekolah, berlari kesana-kemari, meminta biodata murid-murid kelas kami. Dia
sangat-sangat membantuku. Hampir tak kupercaya hari ini ada. Masa sulit tadi
pagi. Minder dan ketakutan yang mendalam. Sekarang? Ternyata hari ini tak
seburuk apa yang ada di pikiranku.
‘Nah, nampaknya sudah banyak yang kita dapatkan, atau mungkin
sudah sekelas. Ayo kita hitung’ katanya
‘Mmm.. sudah terkumpul 39’
‘Kau yakin? Hmm, tinggal 1 lagi. Sepertinya kita sudah punya
semua lalu siapa 1-nya lagi?’
Sejenak kami terdiam. Menemukan 1 orang itu. The last one.
Ya, memang sepertinya sudah semua, tapi ada yang kurang. Aneh. Kira-kira siapa?
Suasana kembali diam, sampai akhirnya kami memandang satu sama lain.
‘Kau!’ seru kami bersamaan.
Ya orang terakhir itu adalah kami. Hahaha.. Terlalu asik
jalan-jalan sampai lupa dengan yang ada di dekat kami masing-masing.
‘Hahaha.. aduh kita ini. Keliling-keliling yang paling deket
sampai lupa haha..’ kataku sambil tertawa
‘Iya, jadi bisakah kita bertukar biodata sekarang’
‘mm.. tentu. Oh, iya ngomong-ngomong aku juga belum tau
namamu, maksudku aku tak begitu memperhatikanmu saat perkenalan tadi’
‘Oh, tak apa. Aku Kevin’ ucapnya sambil mengulurkan tangan
dan tersenyum
‘Aku Jenny. Salam kenal’ aku membalas uluran tangannya.
‘Ah. Akhirnya tugas kita selesai juga. Hmm, btw jam berapa
ini?’ tanyaku
‘Jam 14.55’ jawabnya seraya melirik ke arah jam tangan
miliknya
‘Woops. Sudah jam 3 dan aku belum mencari atribut untuk
besok. Kalo engga sekarang nanti kesorean dan tokonya tutup. Hmm, nampaknya aku
harus pulang duluan deh, vin’
‘Yah, aku juga ingin pulang sekarang. Kau pulang sendiri?
Atau mau kuantar?’
‘Tak usah. Terima kasih. Lagipula aku mau ke toko dulu
setelah ini’
‘Hmm. Ya sudah kalau begitu. Hati-hati’
Aku mengangguk sambil tersenyum dan melambai ke arahnya. Dia
sopan, perhatian, dan ramah. Dia memang laki-laki yang baik. Tau betul
bagaimana cara memperlakukan perempuan. How perfect is he? Yah, bukankah akan
sangat beruntung seorang gadis yang mendapat laki-laki seperti dia?
Ahahaha.. Whatcha on my mind. Jangan bilang kalau aku jatuh
cinta. Secepat ini? Dalam waktu sesingkat ini? Ini yang dinamakan cinta pada
pandangan pertama? Tak mungkin hahaha..
Ahh.. kenapa ya engga dari dulu aja begini? Bukankah akan
lebih baik? Daripada terus menerus memikirkan orang yang telah meninggalkanku
begitu saja? Berapa banyak waktuku terbuang sia-sia untuknya? Memikirkan orang
yang sama sekali tak memikirkanku.. Membuka hati untuk orang lain, ternyata bukan
hal yang buruk. Bahkan aku dapat melakukannya sangat baik hari ini. Yah, banyak
hal yang tak terduga dalam hidup. Jadi, Nikmati saja!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar