Rabu, 24 Juli 2013

Chapter 02 - 4U, OSIS

Chapter 2

‘Kring..kring..’ deringan jam itu selalu berusaha membuatku terbangun setiap pagi. Tapi kali ini deringan itu tak kuperdulikan. Tiupan AC dan hangatnya balutan selimut membuatku ingin lebih lama berada di dunia mimpi.
‘Teng..’ tiba-tiba sesuatu melintasi pikiranku. Mengingatkanku akan sesuatu hal yang terlupa. MOS ya ini hari pertama MOS. Aku melupakannya. Aku pasti sudah terlambat. Mengingat sudah tinggal 30 menit lagi. Aaahhh!!
Mandi. Ganti baju. Makan. Pergi ke sekolah. Benar saja, aku terlambat. Upacara pembukaan sudah hampir selesai. Bergegas menuju ke arah papan pengumuman, melihat pembagian kelas. Sangat disayangkan aku dan Violetta pisah kelas. Huh.
Kami masuk ke kelas masing-masing dan mengikuti pengarahan. Ya kali ini aku benar-benar sendiri. Kiri-kanan, depan-belakang semua nya orang-orang yang tak kukenal. Memang sih ada beberapa siswa yang satu SMP denganku dulu. Tapi, mereka cuek. Tak terlalu dekat denganku.
Kemana saja aku waktu SMP? Apa yang kupikirkan saat itu? Aku menyianyiakan 3 tahun itu hanya untuk memikirkannya, menyesali semuanya, sampai-sampai aku tak perduli lagi dengan kehidupan luar, tentang kehidupan sosialku, selama 3 tahun aku hanya bergantung pada Violetta. Kemana-mana sama dia. sekarang, aku benar-benar sendiri, dan harus berjuang sendiri. Memulai hidup baru, membangun kehidupan sosial yang baru pula.
‘Selamat pagi, adik-adik’ sapa 2 kakak senior yang berwajah cerah kala itu. Mereka para panitia, kakak-kakak OSIS. Mereka pembimbing kelas kami untuk 5 hari kedepan.
‘Perkenalkan, saya kak Farrah. Dan yang di sebelah kakak ini, kak Rendy. Hmm, yang satunya lagi, kak Even ga bisa datang hari ini’
‘Hm. Sebelum masuk kepengarahan ada baiknya kita perkenalan dulu. Ok. Yang pertama Angelica Jenny’
‘What?! I’m the first. Ok. Calm down. Believe yourself, Jenny! You can do it!’ gumamku. Aku beranjak dari tempat dudukku dan menuju ke depan kelas. Memandang isi kelasku. Ini menyeramkan. Aku terpaku diam, tanganku dingin, aku gemetaran.
‘Ayo silahkan, perkenalkan dirimu’ kata kak Rendy yang sepertinya sudah tak sabar.
‘Jenny, ayolah. Bicara. Ini tak akan lama’ gumamku lagi
‘Na..namaku Angelica Jenny, panggilan Jenny, Lahir tanggal 9 Juli…’
Entah mengapa? Hari ini terlihat begitu berat. Saat aku harus tergabung dalam dunia yang baru. Saat aku harus membuka diriku untuk orang lain. Saat aku harus mencari teman yang baru. Aku harus mengusahakan semua sendiri, tak ada lagi yang melindungiku dan ada dalam suka dukaku. Aku harus bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Aku harus bisa memahami mereka yang memiliki karakter yang berbeda. Aku harus bisa!!
‘Ok. Jadi besok kalian sudah bisa masuk mengenakan semua atribut itu. Kalian harus datang tepat waktu dan tak boleh ada yang terlambat lagi. Sekarang kalian boleh istirahat dulu, sebentar lagi kita harus ke lapangan mengikuti pengarahan berikutnya’
Aku tertunduk. Mungkin yang disindir itu aku. Melihat ke sekeliling, semua sudah punya kawan baru. Kenapa? Kenapa denganku? Tak ada yang mau mendekatiku, mereka semua bersikap dingin. Apa aku yang paling kikuk? Aku tak mengerti.
‘Hai..’ sapaku pada salah seorang teman. Lagi-lagi tak di gubris, ia hanya memalingkan wajah lalu pergi menyingkir.
Apa yang salah denganku? Tersiksa sekali dalam kondisi ini. Ya, aku menyerah. Diam, diam, dan diam. Hanya duduk termenung sambil bertopang dagu. Sementara yang lain sedang asyik ngobrol dan saling berkenalan. Sekali lagi aku hanya berharap ini mimpi.
‘Hm. Mungkin akan lebih baik aku mengunjungi Violetta di kelasnya’ gumamku seraya melangkah pergi meninggalkan kelas itu. Violetta berada di kelas H sementara aku di kelas C. Jarak yang cukup jauh.
‘Aha. Itu dia!’ seruku kala melihatnya. Namun, ya dia juga sedang sibuk. Asyik mengobrol dengan orang lain. Nampaknya dia sudah punya kawan baru. Aku tak ingin mengganggunya. Jadi, kuputuskan untuk pergi dari tempat itu.
‘Teng..teng’ bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat selesai. Kembali ke kelas, bersiap untuk kelapangan mengikuti pengarahan lagi.
‘Jenny’ seseorang memanggil namaku. Dia teman sekelasku. Teman baru. Panggilan itu membuatku senang. Masih ada yang mau perduli.
‘Ya’
‘Kamu aja deh, yang baris di paling depan’ Ternyata dugaanku salah. It’s ok. Kuikuti, aku baris di barisan depan, cuaca saat itu sangat panas. Terik matahari yang menyengat menyinari kami.
‘Sekian dari bapak. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih’
Akhirnya,selesai juga. Jujur, sebenarnya aku tak tau apa yang kepsek omongin tadi. Hanya menatap kedepan sambil sibuk ngeliatin banyak volunter yang sibuk foto-fotoin kami dari segala sisi.
‘Ini, contoh barang yang harus kalian pakai besok’ ucap kak Farrah begitu kami sampai kelas. Atributnya aneh-aneh.
‘PR untuk besok, kalian harus mengumpulkan biodata teman sekelas kalian. Harus semuanya. Ok. Sekarang kalian boleh pulang. Bersiap untuk besok’ setelah itu kami doa dan pulang.
Menemukan biodata seluruh teman. 40 orang. Sementara tak satupun memperdulikanku. What should I do? Sementara setelah ini, aku masih harus berkeliling mencari kelengkapan atribut besok. Aku tak mungkin minta bantuan Violetta. Aku terlalu banyak merepotkan dia.
Inikah saatnya bagiku untuk bangkit? Berdiri diatas kaki sendiri? Ya, kurasa Iya.
‘Hai, Jenny’ kembali kudengar suara seseorang memanggil namaku. Aku menoleh ke arah datangnya suara itu. Ia seorang anak cowo. Berasal dari kelas yang sama denganku.
‘Kenapa kau hanya diam disini? Tidakkah kita harus mencari biodata sebanyak-banyaknya’
‘Yah. Aku hanya binggung harus dari mana memulai ini. Lagipula aku juga tak punya teman untuk diajak cari biodata sama-sama hahaha..’
‘Bagaimana kalau denganku? Kita bisa sama-sama. Itupun kalau kau mau’ ucapnya sambil tersenyum
How great it heard? Finally, I found. A new friend. Yay! Tanpa berlama-lama, aku mengangguk, menyetujui ajakannya. Ia mempersilahkanku jalan duluan. Obrolan mengalir sepanjang perjalanan, sembari menyelesaikan tugas kami. Dia orang yang cukup asik, ramah dan sopan. Yahh, aku merasa nyaman berada di dekatnya.
Percaya atau tidak, sudah sangat lama kami berkeliling sekolah, berlari kesana-kemari, meminta biodata murid-murid kelas kami. Dia sangat-sangat membantuku. Hampir tak kupercaya hari ini ada. Masa sulit tadi pagi. Minder dan ketakutan yang mendalam. Sekarang? Ternyata hari ini tak seburuk apa yang ada di pikiranku.
‘Nah, nampaknya sudah banyak yang kita dapatkan, atau mungkin sudah sekelas. Ayo kita hitung’ katanya
‘Mmm.. sudah terkumpul 39’
‘Kau yakin? Hmm, tinggal 1 lagi. Sepertinya kita sudah punya semua lalu siapa 1-nya lagi?’
Sejenak kami terdiam. Menemukan 1 orang itu. The last one. Ya, memang sepertinya sudah semua, tapi ada yang kurang. Aneh. Kira-kira siapa? Suasana kembali diam, sampai akhirnya kami memandang satu sama lain.
‘Kau!’ seru kami bersamaan.
Ya orang terakhir itu adalah kami. Hahaha.. Terlalu asik jalan-jalan sampai lupa dengan yang ada di dekat kami masing-masing.
‘Hahaha.. aduh kita ini. Keliling-keliling yang paling deket sampai lupa haha..’ kataku sambil tertawa
‘Iya, jadi bisakah kita bertukar biodata sekarang’
‘mm.. tentu. Oh, iya ngomong-ngomong aku juga belum tau namamu, maksudku aku tak begitu memperhatikanmu saat perkenalan tadi’
‘Oh, tak apa. Aku Kevin’ ucapnya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum
‘Aku Jenny. Salam kenal’ aku membalas uluran tangannya.
‘Ah. Akhirnya tugas kita selesai juga. Hmm, btw jam berapa ini?’ tanyaku
‘Jam 14.55’ jawabnya seraya melirik ke arah jam tangan miliknya
‘Woops. Sudah jam 3 dan aku belum mencari atribut untuk besok. Kalo engga sekarang nanti kesorean dan tokonya tutup. Hmm, nampaknya aku harus pulang duluan deh, vin’
‘Yah, aku juga ingin pulang sekarang. Kau pulang sendiri? Atau mau kuantar?’
‘Tak usah. Terima kasih. Lagipula aku mau ke toko dulu setelah ini’
‘Hmm. Ya sudah kalau begitu. Hati-hati’
Aku mengangguk sambil tersenyum dan melambai ke arahnya. Dia sopan, perhatian, dan ramah. Dia memang laki-laki yang baik. Tau betul bagaimana cara memperlakukan perempuan. How perfect is he? Yah, bukankah akan sangat beruntung seorang gadis yang mendapat laki-laki seperti dia?
Ahahaha.. Whatcha on my mind. Jangan bilang kalau aku jatuh cinta. Secepat ini? Dalam waktu sesingkat ini? Ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Tak mungkin hahaha..

Ahh.. kenapa ya engga dari dulu aja begini? Bukankah akan lebih baik? Daripada terus menerus memikirkan orang yang telah meninggalkanku begitu saja? Berapa banyak waktuku terbuang sia-sia untuknya? Memikirkan orang yang sama sekali tak memikirkanku.. Membuka hati untuk orang lain, ternyata bukan hal yang buruk. Bahkan aku dapat melakukannya sangat baik hari ini. Yah, banyak hal yang tak terduga dalam hidup. Jadi, Nikmati saja!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar