Rabu, 24 Juli 2013

Chapter 04 - 4U, OSIS

Chapter 4

Jam 03.50 hari ini aku bangun mendahului deringan weker ku. Yay! Can’t wait for MOS. I’m so excited! Yups, hari ini aku begitu bersemangat untuk mengikuti MOS. Segera aku bergegas, mandi, sarapan, dan siap-siap pergi. Hari masih sangat pagi, maksudku fajar. Dan aku telah siap ke sekolah.
 ‘Ayo om, aku tak ingin terlambat lagi di hari ini’ ucapku pada pak supir yang saat itu tengah mengecek keadaan mobil.
‘Apa engga kepagian, Jen. Ini baru jam berapa?’
‘Engga ma, tenang aja. Jenny ga mau telat lagi hari ini’
Tak lama setelah itu, kami melaju kencang di jalan, menuju SMA baruku. Saat kami sampai ternyata masih sepi. Sangat-sangat sepi. Bahkan, gerbang sekolah belum di buka.
‘Pak, jam berapa sekarang?’
‘Jam 05.00’
Woops, kepagian. Belum ada seorangpun disini. Menunggu di samping gerbang depan sendirian, sampai pintu ini di buka. Orang yang berlalu-lalang di lalu lintas, menoleh kearahku. Ya benar, mungkin aku yang paling aneh disana. Kuncit 5 dengan pita, tas dari plastik, serta bet nama. Ahh, ternyata ini dampak dari semangatku yang berlebihan. Huh, ya sudah kalau begitu lebih baik aku tidur saja. Btw, aku juga masih ngantuk nih. Aku mulai berlayar kedunia mimpi. Mengarungi lautan khayalan. Cukup lama berlayar, ada sebuah guncangan. Mungkinkah ombak menghantam kapalku? Tidak! Itu guncangan dari kakak OSIS yang sedang mencoba membangunkanku.
‘Dek. Dek! Bangun dek!’
Aku terbangun, dan memandangi sekitar dengan ekspresi seperti orang bodoh. Binggung. Teng! Baru teringat olehku, dari tadi aku tertidur. Kupandangi sekitar sekolah sudah lumayan ramai, namun baru ada yang menyadari kehadiranku. Pak Satpam tak masuk hari ini, makanya kakak OSIS yang jaga gerbang.
‘Apa yang kau lakukan disini? Kau tertidur? Apa kau sadar itu?’
‘Ya, maaf kak. Aku sudah menunggu disini dari jam 05.00’
‘Kau terlalu rajin. Cepatlah masuk, sebentar lagi sudah mau bel’
Bergegas aku melangkah masuk. Perasaanku kecut, aku yakin banyak orang yang melihat tingkah anehku di luar tadi. Ahh, apa yang sudah kulakukan? Bodoh..bodoh..bodoh. hanya berharap Kevin tak melihatku tadi. Dengan lesu, aku menuju toilet, membilas wajahku dan berjalan menuju kelas.
‘Hello. Eh, sleeping beauty sudah bangun. Bagaimana mimpimu?’ ejek salah seorang teman di kelasku
‘Haha. Mungkinkah dia takut terlambat sampai tidur disini?’
‘Huft!’ kuhela nafasku. Aku hanya tertunduk. Diam. Dan tak berkomentar apapun soal ini. Huh, hari ini bahkan lebih buruk dari kemarin. Lihat saja, baru memulai hari dan aku di permalukan. Beberapa saat kemudian, kakak pendamping datang. Tetap saja 2, kakak satu lagi yang namanya Even even itu ga datang lagi. siapa sih dia? bikin penasaran aja.
‘Dek, duduk cewe-cowo’
Are you thinking what I’m thinking? Tentu pikiranku sudah bisa di tebak. Bukan begitu? Namun, itu salah. Dia duduk dengan cewe lain, yang satu sekolah dengannya dulu. And then, ya emang ada cowo yang duduk sebelah aku. namanya Albert. orangnya ga asik ihh. Diem doang. Ya udah kucuekin juga. Sama-sama asik dengan dunia sendiri.
‘Ok. Kita mulai materi. Silahkan menuju ke aula pertemuan. Buku panduan sama catatan bawa .Sepatu lepas, ikat!’
‘Cepet..cepet. lama bener. Liat tuh kelas lain sudah semua. Kamu ini yang terakhir, Angelica cepet..cepett!!’ bentak kakak OSIS sambil mengebrak papan tulis
‘Ayo, Jen. Cepetan’ seru Kevin. Dia yang tadinya ada di depanku, langsung menoleh ke belakang dan menarik tanganku. Ouch! This feeling.
Hmph! Menyeramkan. Galak bener OSIS hari ini, kegiatan sampai jam 2. Entah apakah aku masih tahan sampai jam itu. Ya, semoga. Sampai di aula duduk masih cewe-cowo. Kali ini aku disebelahnya. Kevin maksudku.
‘Tadi kudengar kau tertidur ya di depan gerbang. Apa kau kurang sehat?’
‘Hmph! Kenapa dia bertanya soal ini? What should I say?’ gumamku
‘Hmm, tak aku datang kepagian tadi’
‘Jenny, Kevin ga usah ngobrol. Dengerin materi tuh. Nanya nanti. Adik yang lain juga, Nanya..nanya!!’
Woops! Kena lagi tuh sama kakak OSIS. Serba salah hari ini! Mending diem aja. Diam. Diam. Diam. Begitu suasana aula saat penyampaian materi, sampai akhirnya.
‘Saya buka sesi pertanyaan yang pertama untuk 3 pertanyaan. Silahkan’ ucap Moderator
Diam. Tenang. Sunyi. Hening. Krik. 5 suasana itu masih menyelimuti kami di aula. Nobody talk. Everybody silent. Jangankan untuk sesi kedua dan selanjutnya, yang pertama pun tak ada yang mau bertanya. Hmm, narasumber dan moderator di kacangin abis-abisan.
‘Dek, nanya..nanya..Bertanya!’ seru kakak OSIS dari luar ruangan. Jeritan itu semakin lama semakin keras, membuat kami takut untuk membuka mulut. Sampai akhirnya sesi itu habis tanpa adanya 1 pertanyaan pun. Dan masalah baru timbul di ruang kelas, saat istirahat.
‘Sesi materi ga ada yang nanya. Narasumber sama Moderator di cuekin doang. Bagus, bagus banget! Memalukan tau ga. Memalukan sekali. Lain kali awas! Awas kalau kalian ga nanya. Kami kasih hukuman!’ bentak kakak OSIS
Sementara aku dan teman lain, sibuk mencari-cari sepatu kami, aku lupa mengikat septuku tadi. Karena buru-buru. Akibatnya, yah sepatu kami diumpetin. Saat aku lewat di depan kakak OSIS, tiba-tiba.
‘Ini satu, Jenny. Apaan di aula ngobrol sama Kevin. Sesi pertanyaan ga di pakai. Engga bertanya. Bagus! Bagus banget ya’ hmph! Sekali lagi ucapan itu. Prick. Aku hanya tertunduk diam. Tanpa berkomentar. Aku ingat pasal 3 yang tertulis di kitab primbon panitia (kakak OSIS) ‘Peserta tidak boleh melawan panitia’ dan pasal 1 nya ‘Panitia selalu benar’ serta pasal 4 ‘Jika panitia salah, ingat pasal 1’ Nah, menurutmu tindakanku benar kan? Kami memang tak bisa berkutik disana. Meng-iya-kan, menunduk, mengangguk, persis seperti domba kecil.
Oh God! Kenapa selalu aku? aku? dan aku terus yang salah. Ingin rasanya aku pulang dan menyudahi semua ini. Tapi tak ada gunanya. Sabar. Sabar. Dan sabar. Ini hanya uji mental saja. Entah masih kuat atau tidak aku melewatinya. Aku benci di bentak-bentak!
Akibat celotehan itu, waktu istirahat kami terpotong 15 menit, waktu yang seharusnya bisa untuk minta tanda tangan, sekarang terbuang percuma untuk mendengar ocehan kakak pembimbing yang prick. 15 menit terkhir hanya dapat di manfaatkan untuk makan. Snack time.
‘Duh, Kevin kasian banget kamu sampe dimarahin gitu. Pasti gara-gara dia ya?’ ucap Letizia seraya menatap tajam kearahku. I know it’s my mistake. Emang banyak banget yang cewe care dengan Kevin, dia itu perfect boy. Dengar kabar sih, dia itu murid populer saat SMP, dan mungkin ia masih akan menyandang gelar itu di SMA. Siapa tau kan?
‘Tidak. Bukan salahnya. Salahku, aku yang mengajaknya ngobrol denganku’
‘Kau tau, dia itu sepertinya cewe aneh. Dia tak pernah mengajak kami bicara, atau kumpul-kumpul bareng kami’
‘Tolong jangan bicara buruk tentangnya, tentu dia berbeda denganmu. Dia itu agak tertutup dan pemalu, kenapa tidak kau duluan yang menyapanya?’
‘Aku? Ih, sorry aja’
‘Nah kan, kau sendiri sombong dengannya. Dia itu seperti tipe cewe yang tak mudah percaya dengan orang lain, tapi jika dia sudah menemukan ‘Teman’ maka dia akan memberi dan menjaga kepercayaan yang diberikan untuknya. Bertemanlah dengannya. Dia gadis baik kok’ Nyess, banget denger kata-katanya. Dia bela-in aku. Ahh! Can’t explain by word.
‘Andai Violetta di sini, pastinya akan banyak kisah yang dapat kuceritakan padanya’ gumamku sambil senyam-senyum.
Bel masuk. Sesi materi masih dilanjutkan lagi, dan kami menuju ke aula lagi. kali ini ada 1 teman kami yang bertanya. Huh, bebas dari hukuman. Ok, dan selesai. Sudah ½ 2 lewat. Kembali ke kelas untuk pemeriksaan bet nama dan segala perlengkapan. Dag dig dug. Begitu kakak OSIS sampai di tempatku.
‘Ok, pita bener. Tas bener. Bet lepas! Nah liat bener ga?’
Aku memandang ke arah bet-ku dan bet contoh, warnanya berbeda jauh. Kemarin kufikir bet contoh hanya untuk diikuti kepangan 7 warna dan cara penulisannya, aku tak berfikir harus sama persis warnanya. So. Yah aku salah. Sebuah tanda X besar dari spidol berada di atas bet namaku. Seperti suatu tanda dari harta karun yang siap untuk di gali. Oops! Ngaco nih. Tugas baru, kembali nyari kertas kambing balik ini. Hmmph!

Setelah itu, kami diizinkan pulang. Eitss! Bukan memang sih boleh pulang, tapi kan masih banyak tanda tangan yang harus di minta-in. so, it’s a new mission. Males banget nah kalo harus nyari sendiri. Ke kelas Violetta, eh dianya masih sibuk minta biodata temen. Hmm.. what should I do?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar