Chapter 4
Jam 03.50 hari ini aku bangun mendahului deringan weker ku.
Yay! Can’t wait for MOS. I’m so excited! Yups, hari ini aku begitu bersemangat
untuk mengikuti MOS. Segera aku bergegas, mandi, sarapan, dan siap-siap pergi.
Hari masih sangat pagi, maksudku fajar. Dan aku telah siap ke sekolah.
‘Ayo om, aku tak
ingin terlambat lagi di hari ini’ ucapku pada pak supir yang saat itu tengah
mengecek keadaan mobil.
‘Apa engga kepagian, Jen. Ini baru jam berapa?’
‘Engga ma, tenang aja. Jenny ga mau telat lagi hari ini’
Tak lama setelah itu, kami melaju kencang di jalan, menuju
SMA baruku. Saat kami sampai ternyata masih sepi. Sangat-sangat sepi. Bahkan,
gerbang sekolah belum di buka.
‘Pak, jam berapa sekarang?’
‘Jam 05.00’
Woops, kepagian. Belum ada seorangpun disini. Menunggu di samping
gerbang depan sendirian, sampai pintu ini di buka. Orang yang berlalu-lalang di
lalu lintas, menoleh kearahku. Ya benar, mungkin aku yang paling aneh disana.
Kuncit 5 dengan pita, tas dari plastik, serta bet nama. Ahh, ternyata ini
dampak dari semangatku yang berlebihan. Huh, ya sudah kalau begitu lebih baik
aku tidur saja. Btw, aku juga masih ngantuk nih. Aku mulai berlayar kedunia
mimpi. Mengarungi lautan khayalan. Cukup lama berlayar, ada sebuah guncangan.
Mungkinkah ombak menghantam kapalku? Tidak! Itu guncangan dari kakak OSIS yang
sedang mencoba membangunkanku.
‘Dek. Dek! Bangun dek!’
Aku terbangun, dan memandangi sekitar dengan ekspresi
seperti orang bodoh. Binggung. Teng! Baru teringat olehku, dari tadi aku
tertidur. Kupandangi sekitar sekolah sudah lumayan ramai, namun baru ada yang
menyadari kehadiranku. Pak Satpam tak masuk hari ini, makanya kakak OSIS yang
jaga gerbang.
‘Apa yang kau lakukan disini? Kau tertidur? Apa kau sadar
itu?’
‘Ya, maaf kak. Aku sudah menunggu disini dari jam 05.00’
‘Kau terlalu rajin. Cepatlah masuk, sebentar lagi sudah mau
bel’
Bergegas aku melangkah masuk. Perasaanku kecut, aku yakin
banyak orang yang melihat tingkah anehku di luar tadi. Ahh, apa yang sudah
kulakukan? Bodoh..bodoh..bodoh. hanya berharap Kevin tak melihatku tadi. Dengan
lesu, aku menuju toilet, membilas wajahku dan berjalan menuju kelas.
‘Hello. Eh, sleeping beauty sudah bangun. Bagaimana
mimpimu?’ ejek salah seorang teman di kelasku
‘Haha. Mungkinkah dia takut terlambat sampai tidur disini?’
‘Huft!’ kuhela nafasku. Aku hanya tertunduk. Diam. Dan tak
berkomentar apapun soal ini. Huh, hari ini bahkan lebih buruk dari kemarin.
Lihat saja, baru memulai hari dan aku di permalukan. Beberapa saat kemudian,
kakak pendamping datang. Tetap saja 2, kakak satu lagi yang namanya Even even
itu ga datang lagi. siapa sih dia? bikin penasaran aja.
‘Dek, duduk cewe-cowo’
Are you thinking what I’m thinking? Tentu pikiranku sudah
bisa di tebak. Bukan begitu? Namun, itu salah. Dia duduk dengan cewe lain, yang
satu sekolah dengannya dulu. And then, ya emang ada cowo yang duduk sebelah
aku. namanya Albert. orangnya ga asik ihh. Diem doang. Ya udah kucuekin juga.
Sama-sama asik dengan dunia sendiri.
‘Ok. Kita mulai materi. Silahkan menuju ke aula pertemuan.
Buku panduan sama catatan bawa .Sepatu lepas, ikat!’
‘Cepet..cepet. lama bener. Liat tuh kelas lain sudah semua.
Kamu ini yang terakhir, Angelica cepet..cepett!!’ bentak kakak OSIS sambil
mengebrak papan tulis
‘Ayo, Jen. Cepetan’ seru Kevin. Dia yang tadinya ada di
depanku, langsung menoleh ke belakang dan menarik tanganku. Ouch! This feeling.
Hmph! Menyeramkan. Galak bener OSIS hari ini, kegiatan
sampai jam 2. Entah apakah aku masih tahan sampai jam itu. Ya, semoga. Sampai
di aula duduk masih cewe-cowo. Kali ini aku disebelahnya. Kevin maksudku.
‘Tadi kudengar kau tertidur ya di depan gerbang. Apa kau
kurang sehat?’
‘Hmph! Kenapa dia bertanya soal ini? What should I say?’
gumamku
‘Hmm, tak aku datang kepagian tadi’
‘Jenny, Kevin ga usah ngobrol. Dengerin materi tuh. Nanya
nanti. Adik yang lain juga, Nanya..nanya!!’
Woops! Kena lagi tuh sama kakak OSIS. Serba salah hari ini!
Mending diem aja. Diam. Diam. Diam. Begitu suasana aula saat penyampaian
materi, sampai akhirnya.
‘Saya buka sesi pertanyaan yang pertama untuk 3 pertanyaan.
Silahkan’ ucap Moderator
Diam. Tenang. Sunyi. Hening. Krik. 5 suasana itu masih
menyelimuti kami di aula. Nobody talk. Everybody silent. Jangankan untuk sesi
kedua dan selanjutnya, yang pertama pun tak ada yang mau bertanya. Hmm, narasumber
dan moderator di kacangin abis-abisan.
‘Dek, nanya..nanya..Bertanya!’ seru kakak OSIS dari luar
ruangan. Jeritan itu semakin lama semakin keras, membuat kami takut untuk
membuka mulut. Sampai akhirnya sesi itu habis tanpa adanya 1 pertanyaan pun.
Dan masalah baru timbul di ruang kelas, saat istirahat.
‘Sesi materi ga ada yang nanya. Narasumber sama Moderator di
cuekin doang. Bagus, bagus banget! Memalukan tau ga. Memalukan sekali. Lain
kali awas! Awas kalau kalian ga nanya. Kami kasih hukuman!’ bentak kakak OSIS
Sementara aku dan teman lain, sibuk mencari-cari sepatu
kami, aku lupa mengikat septuku tadi. Karena buru-buru. Akibatnya, yah sepatu
kami diumpetin. Saat aku lewat di depan kakak OSIS, tiba-tiba.
‘Ini satu, Jenny. Apaan di aula ngobrol sama Kevin. Sesi
pertanyaan ga di pakai. Engga bertanya. Bagus! Bagus banget ya’ hmph! Sekali
lagi ucapan itu. Prick. Aku hanya tertunduk diam. Tanpa berkomentar. Aku ingat
pasal 3 yang tertulis di kitab primbon panitia (kakak OSIS) ‘Peserta tidak
boleh melawan panitia’ dan pasal 1 nya ‘Panitia selalu benar’ serta pasal 4
‘Jika panitia salah, ingat pasal 1’ Nah, menurutmu tindakanku benar kan? Kami
memang tak bisa berkutik disana. Meng-iya-kan, menunduk, mengangguk, persis
seperti domba kecil.
Oh God! Kenapa selalu aku? aku? dan aku terus yang salah.
Ingin rasanya aku pulang dan menyudahi semua ini. Tapi tak ada gunanya. Sabar.
Sabar. Dan sabar. Ini hanya uji mental saja. Entah masih kuat atau tidak aku
melewatinya. Aku benci di bentak-bentak!
Akibat celotehan itu, waktu istirahat kami terpotong 15
menit, waktu yang seharusnya bisa untuk minta tanda tangan, sekarang terbuang
percuma untuk mendengar ocehan kakak pembimbing yang prick. 15 menit terkhir
hanya dapat di manfaatkan untuk makan. Snack time.
‘Duh, Kevin kasian banget kamu sampe dimarahin gitu. Pasti
gara-gara dia ya?’ ucap Letizia seraya menatap tajam kearahku. I know it’s my
mistake. Emang banyak banget yang cewe care dengan Kevin, dia itu perfect boy.
Dengar kabar sih, dia itu murid populer saat SMP, dan mungkin ia masih akan
menyandang gelar itu di SMA. Siapa tau kan?
‘Tidak. Bukan salahnya. Salahku, aku yang mengajaknya
ngobrol denganku’
‘Kau tau, dia itu sepertinya cewe aneh. Dia tak pernah
mengajak kami bicara, atau kumpul-kumpul bareng kami’
‘Tolong jangan bicara buruk tentangnya, tentu dia berbeda
denganmu. Dia itu agak tertutup dan pemalu, kenapa tidak kau duluan yang
menyapanya?’
‘Aku? Ih, sorry aja’
‘Nah kan, kau sendiri sombong dengannya. Dia itu seperti
tipe cewe yang tak mudah percaya dengan orang lain, tapi jika dia sudah
menemukan ‘Teman’ maka dia akan memberi dan menjaga kepercayaan yang diberikan
untuknya. Bertemanlah dengannya. Dia gadis baik kok’ Nyess, banget denger
kata-katanya. Dia bela-in aku. Ahh! Can’t explain by word.
‘Andai Violetta di sini, pastinya akan banyak kisah yang
dapat kuceritakan padanya’ gumamku sambil senyam-senyum.
Bel masuk. Sesi materi masih dilanjutkan lagi, dan kami
menuju ke aula lagi. kali ini ada 1 teman kami yang bertanya. Huh, bebas dari
hukuman. Ok, dan selesai. Sudah ½ 2 lewat. Kembali ke kelas untuk pemeriksaan
bet nama dan segala perlengkapan. Dag dig dug. Begitu kakak OSIS sampai di
tempatku.
‘Ok, pita bener. Tas bener. Bet lepas! Nah liat bener ga?’
Aku memandang ke arah bet-ku dan bet contoh, warnanya
berbeda jauh. Kemarin kufikir bet contoh hanya untuk diikuti kepangan 7 warna
dan cara penulisannya, aku tak berfikir harus sama persis warnanya. So. Yah aku
salah. Sebuah tanda X besar dari spidol berada di atas bet namaku. Seperti
suatu tanda dari harta karun yang siap untuk di gali. Oops! Ngaco nih. Tugas
baru, kembali nyari kertas kambing balik ini. Hmmph!
Setelah itu, kami diizinkan pulang. Eitss! Bukan memang sih
boleh pulang, tapi kan masih banyak tanda tangan yang harus di minta-in. so,
it’s a new mission. Males banget nah kalo harus nyari sendiri. Ke kelas
Violetta, eh dianya masih sibuk minta biodata temen. Hmm.. what should I do?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar