Rabu, 24 Juli 2013

Chapter 49 - LoLieST

NADINE’S SECRET BOOK PART 2

Malam ini saatnya bagiku untuk tau semuanya. Semua rahasia si culas Nadine yang bisa jadi kelemahannya. Namun, itu menjadi kekuatan dan kunci kemenangan untuk Natasya..
Saat kubuka, tiba Nadine terbangun dan menggeser posisi tubuhnya. Dia tak tenang. Cepat-cepat aku mengendap ketempat tidurku, lalu ku sembunyikan buku itu di bawah bantalku..
“Mungkin ini bukab waktu yang tepat untuk tau semuanya. Aku masih harus menunggu besok. Kau sudah punya kuncinya, hanya menunggu waktu yang tepat. Ok, sabar Tasya.” Gumamku
Aku kembali ke tempat tidurku, membenamkan diri dalam hangatnya balutan selimut, menutup mataku dan bersiap untuk kejutan besar besok pagi..
****
Sengaja kutunggu semua murid keluar kamar. Kupastikan semua aman, setelah itu, kuambil secret book itu. Perlahan ku buka sampulnya. Di halaman pertama hanya ada foto Nadine beserta namanya..
“Narsis banget nih anak” gumamku
Kubuka halaman selanjutnya, tertulis “Ehh, ngapain loe buka2 buku gue? Kalo nemu mending balikin deh. Gue lagi pusing nih nyariin nih buku”
Awalnya tulisan itu tak kuperdulikan, lanjut ke halaman 3. Ada tulisan lagi “Ehh, masih yaa buka2. Balikin ngga, laporin Matron nanti..”
Lanjut ke halaman 4 “Nakal bener sih nih anak. Ehh, gue kasih tau ya, ini barang privacy orang, jangan di baca2. Balikin deh”
Halaman 5, “STOPP!! Gue udah cukup sabar ya ngadepin loe. CEPET BALIKIN!!”
Terperangga aku di buatnya..
“Hah? Gendeng nih anak. Baru nemu ada orang yang nulis buku kek gini -_-”
4 page peringatan itu tak kuperdulikan. Aku lanjut membaca ke beberapa halaman selanjutnya. Yang bikin terkejut, ternyata isi dari buku itu hanya gambar-gambar abstraknya saja.
“-_- ternyata ini hanya buku gambar dan corat-coretnya saja. Usahaku dapetin buku ini sia-sia. Ngga berguna sama sekali. Lalu apa yang membuatnya begitu serius menulis di buku ini. Buku ini nampak seperti coretan anak TK --" dasar cewe aneh”
Di tengah keasyikanku, tiba-tiba ada yang membuka pintu dan masuk. Orang itu, Nadine. Melihatku bersama bukunya, membuat emosinya meluap. Kata-kata kasar mengalir keluar, deras sekali. (Derasnya sungai kaya nya kalah sama dia wkwk..)
“Oh ternyata buku ku ada padamu. Lancang sekali kau ya!! Dimana sopan santunmu? Kau tau kan ini milik orang lain, dan bukan menjadi hakmu untuk membuka dan melihat isi buku ini. Oh ya, satu lagi bukankah Annabella Natasya Sylviani adalah seorang yang terhormat? Tapi nyatanya? Heh, kau tau, kau itu tak lebih dari seorang yang hina”
“Hey..hey jaga ucapanmu. Apa kau pikir kau orang yang suci sehingga bisa seenaknya mengatakan aku adalah orang yang hina? Kurasa tidak. Lagipula siapa yang perduli dengan buku ini? Ini kukembalikan. Dan satu hal, terimakasih atas tuduhannya yang menyakitkan”
“Ternyata hanya coretan. Hmm, betapa bodohnya aku yang menginginkannya dan mengira itu kunci kehancuran Nadine. Hahaha, Tasya..tasya” lamunku.
“Tasya, hello. Apa kau sadar?” ucap Queency dia benar-benar mengejutkan dan membuyarkan lamunanku.
“Hah? Oh, tentu saja Queency”
“Lalu, apa yang kau sadar apa yang kau lakukan? 10 menit lagi kita harus sarapan dan belajar, sementara kau masih mengenakan pakaian tidur. Bergegaslah. Kau tak ingin terlambat kan?”
Karena buku rahasia Nadine, dan keinginanku yang bodoh itu sekarang aku terlambat. Sial..sial. Bergegas aku mandi dan bersiap, sarapan lalu menuju ruang kelas untuk belajar..
“Sial, benar benar sial. Apa yang kufikirkan? Ceroboh. Aku terlalu ceroboh dan terlalu berani mengambil resiko.. Namun, yang kudapatkan? Tak ada. Malahan ini menjadi keuntungan bagi nadine karena mendapati kembali bukunya. Huh, menyebalkan sekali :|” gumamku
Secepat apapun aku berlari menuju kelas, tetap saja aku terlambat. Bukan, terlambat tapi benar-benar terlambat. Semua sudah hadir dan duduk manis di sana. Sementara aku?
Aku yakin betul sebentar lagi pasti ada ocehan begini “Natasya, kamu tau kamu terlambat. Apa yang membuatmu terlambat?”
Dan bukankah aku akan terlihat seperti orang aneh jika menjawab begini: “Maaf miss, saya terlambat karena membaca bukunya Nadine dulu tadi” ?
Bukan alasan yang logis kan? Aku benar-benar akan dianggap pencuri jika berkata jujur. Ya walaupun faktanya itu memang benar. Lalu, sekarang aku harus gimana? Aku harus memiliki alasan yang bagus. Atau jika tidak aku harus siap menerima hukuman berdiri di lorong.
Aku masih ragu untuk masuk. Karena nih otak lagi mandeg, ga ada alasan yang terpikir. Ahh, emang dasar, payah. Sampai ada satu suara yang memanggil namaku. Itu Miss Flora
“Tasya”
“Yes, miss” jawabku dengan ragu
“Cepat masuk. Apa yang kamu lakukan di luar?”
“Masuk? Tapi kan saya telat, kok ngga di hukum malah disuruh masuk sih? Aneh-aneh aja nih” (Tasya..tasya, orang seneng kalo ngga di hukum, lah elo malah minta hukum, gimana sih -_-)
“Hari ini hari bebas hukuman, karena…”
Karena? Baru dengar kan di asrama ada hari bebas hukuman. Emang kurasa ngga mungkin terjadi, tapi di St. Theresa semua mungkin terjadi. Hayo, kira-kira karena apa ya?

To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar