CHRIS’ TRICK
“Mau apa Nadine disini. Sudah kuduga ini akal – akalan mereka
untuk menjebakku. Dasar, kalo mau buat rencana rapi sedikit donk. Jangan sampe
di endus sama korban” gumamku
Sesaat kemudian Nadine melambaikan tangannya dan pergi menjauh.
Di saat itu, aku datang mendekati Chris.
“Sudah lama disini?” tanyaku dengan wajah innocent
“Ya, belum terlalu lama”
“Sepertinya tadi aku melihat Nadine” ucapku frontal
“Hmm..” Chris nampak panik dan agak ragu untuk menjawab
“Benarkah?” tanyaku yang penasaran
“Ya, dia disini tadi, namun sekarang dia sudah pergi. Ada
urusan katanya”
“Urusan apa?”
“Aku tak tau, dia tak mengatakannya”
“Lalu, apa alasan dia menemuimu disini”
“Hey, tunggu dulu. Kenapa nada bicaramu seperti itu? Kau
terkesan mencurigaiku. Apa kau cemburu?”
Mungkin nada bicaraku memang frontal. Ya, itu karena aku tak
suka basa-basi. Kalau ngomong to the point aja. Tapi kalo di kait-kaitkan
dengan cemburu. Ohh, lupakan. Bagaimana mungkin aku cemburu dengan orang yang
sama sekali tak kucintai?
“Ya, kurasa begitu Chris. Aku tak ingin kau dekat dengan gadis
lain. Kau faham itu bukan? Maaf kalau sikapku ini menganggumu” ucapku dengan
nada pelan
“Tak apa, aku mengerti. Cemburu itu tanda cinta bukan?”
katanya sambil menyentuh pipiku dengan kedua tangannya.
“Kalau begitu, katakanlah alasannya. Kau tak ingin aku salah
faham bukan?”
“Ohh God. Hard 2 believe I’m a Drama Queen. Bersikap manis dan
baik seperti ini sungguh menjijikan. Seumur hidupku, tak pernah sekalipun
terbersit di pikiranku aku akan bersikap seperti ini di depan makhluk yang
bernama ‘cowo’ Juga tak pernah terpikir aku akan terjebak di dalam permainan
cinta ini.. Hidup itu penuh kejutan” gumamku
“Tadi itu, kami ada...”
Belum sempat Chris menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Matron
datang. Terkejut kami di buatnya..
“Natasya!! Kamu hmm..”
“Chris bu”
“Ya, Chris. Ngapain kalian disini?”
“Mojok bu..” gumamku dalam hati
“Hmm..” aku binggung mau jawab apa. Satu-satunya yang
kuharapkan saat itu ialah Chris punya alasan yang tepat dan mampu membuat Matron
percaya.
“Ini loh bu, saya pingin balikin hairclipnya Tasya doang kok”
katanya dengan santai
“H..hair c..” ucapku binggung
“Iya hairclip kamu yang ketinggalan saat konser waktu itu, aku
baru ingat untuk mengembalikan sekarang. Ini, maaf ya” katanya sambil berkedip
dan tersenyum
“Ohh ya ampun, ngga apa-apa Chris. Makasih ya” Aku menangkap
maksudnya, ini hanya akal-akalan Chris untuk mengelabui Matron
“Hanya itu?” tanya Matron yang kebinggungan
“Iya. Ibu kira apaan? Kami sengaja ketemuan? Ya engga dong,
saya juga tau aturan”
Setelah mendengar statement tersebut, Matron meninggalkan
kami.
“Huft, apa kubilang? Terlalu bahaya bertemu diam-diam seperti
ini. Btw, jadi alasan kamu ngajak aku ketemuan?”
“Ngga ada sih, aku cuma kangen sama kamu hihi..”
“Emang dulunya...”
“Dulunya apa?”
“Hmm, ngga jadi deh”
“Sabar Tasya, sabar.. kamu ngga boleh frontal sekarang.
Sekarang belum saatnya kamu nanyain itu. Ikutin aja permainan dia” gumamku
“Hmm, kalau emang ngga ada yang mau diomongin lagi, aku balik
ya”
“Oke deh, oh iya, tolong balikin hairclip itu ke Nadine ya.
Sebelumnya makasih. Bye”
“Ya, nanti aku balikin. Bye”
“Freak boy, maksudnya apa coba? Hmm.. Ok Tasya, calm down. Dia
cuma lagi ngetes seberapa sabar kamu. Ikutin aja.. Kita liat siapa yang lebih
pinter dalam permainan ini. Chris atau Tasya” gumamku sambil menyunggingkan
senyumanku.
Tau-tau aku sudah sampai saja di asrama. Aku menaiki tangga,
menuju kamar anak-anak tingkat 2 menemui Nadine yang saat itu nampak sibuk
menulis sesuatu di buku kecilnya. Kurasa itu buku rahasianya.Terlihat dari
wajahnya yang berseri dan sebuah senyum yang menghiasinya. Sifatnya yang culas
dan menyebalkan tak tergambar di wajahnya. Semua hilang dan sirna dari sana.
Terlihat sekali dia sedang asik dengan dunianya. Dunia luar tak lagi dihiraukannya.
Bahkan kurasa keberadaanku pun tak disadari olehnya.
Semua statement ku itu terbukti saat aku memanggil namanya, Ya
benar dia terkejut.
“Nadine!!”
“Hah.. Mau apa kau disini?”
Cepat-cepat dia menutup buku itu dan menyembunyikannya dari
pandanganku. Namun, buku itu jatuh diantara tumpukan barang-barang yang ada
disana..
“Balikin ini” kataku seraya menyodorkan hair clip itu.
“Kenapa bisa bersama mu, bukankah tadi ada dengan...”
“Chris? Ya aku tak tau kenapa. Dia menitipkan ini padaku dan
memintaku untuk mengembalikan ini ke orang yang bernama Nadine Anastasya”
“Ya..ya terima kasih. Dan sekarang bisakah kau keluar dari
kamarku” katanya seraya mendorongku ke arah pintu.
“Hey..hey tunggu dulu, ini bukan kamarmu. Ini kamar anak-anak
tingkat 2” kataku sambil menahannya.
“Ya terserah apa katamu Tasya, intinya kau harus keluar”
‘Brak..’ Ia menutup pintu kamar itu dengan keras.
“Hey, dimana sopan santunmu !!” teriakku
“Maafkan aku nona Annabella Natasya Sylviani. Aku butuh
sendiri. Okey!!” Nadine membuka pintu itu, menolehkan kepalanya lalu menutupnya
kembali dengan lebih perlahan.
Hari yang aneh. Berurusan dengan 2 orang bernama Chris dan
Nadine benar-benar membuatku pusing. Dan satu lagi yang sulit kupercaya, aku
terlibat dalam permainan mereka. Hebat bukan?!
To be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar